Pratinjau

12 Dec 2012

beberapa teknologi banjir saat ini(informatif)



http://www.vemale.com

berikut ini adalah beberapa teknologi ata sistem yang bisa diterapkan atau digunakan dalam menanggulangi banjir:

  • Agroforestry
  • Areal Peresapan Air Hujan
  • Bendungan Bawah Tanah
  • Budidaya Lorong
  • Daerah Konservasi Air Tanah
  • Dam Parit
  • Dam Pengendali (Check Dam)
  • Deep Tunnel Reservoir System
  • Embung
  • Guludan
  • Kolam / Balong
  • Kolam Konservasi Air Hujan.
  • Kolam Retensi
  • Lubang Galian Tanah
  • Lubang Resapan Biopori
  • Modifikasi Lansekap
  • Mulsa
  • Mulsa Vertikal (Slot Mulch)
  • Penampungan Air Hujan
  • Penanaman Dalam Strip
  • Pengolahan Tanah Minimum
  • Pengolahan Tanah/Penanaman Menurut Kontur
  • Polder
  • Rain Gardens
  • Retarding Basin
  • Revitalisasi Danau, Telaga, atau Situ
  • Rorak / Parit Buntu
  • Sabuk Resapan
  • Saluran / Parit Resapan
  • Sawah
  • Stormwater Detention Pond
  • Strip Penyangga Riparian
  • Strip Rumput
  • Sumur Injeksi
  • Sumur Resapan
  • Tanaman Penutup Tanah
  • Tanggul / Pagar Pekarangan
  • Teknologi Modifikasi Cuaca
  • Teras
  • Tirta Sangga Jaya (TSJ)
  • Waduk Pengendali Banjir
  • Waduk Resapan

pemerintah perlu memegang manajemen kualitas air(informatif)


Air putih

Air adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Karena itulah kualitas air yang baik menjadi kebutuhan yang tak terelakkan.

Adalah Dr Henry Palandeng, dosen fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi - Manado, yang baru saja menyelesaikan pendidikan S2 mengenai Waterquality Management - atau Manajemen Kualitas Air - di Unesco IHE - Delft.

"Bidang ini membahas cara kita mengatur kualitas air dengan cara tertentu, berdasarkan standard yang sudah ditetapkan. Jadi tentang bagaimana kita mencapai standard kualitas air yang baik," terang Dr Henry Palandeng. Yang masuk bidang kajian ini juga menyeluruh, mulai dari air sungai, sebagai air permukaan dan sumber air minum, sampai air sumur dalam dan dangkal.

Berlatar belakang ilmu kesehatan, Dr Henry Palandeng lebih memusatkan penelitiannya terhadap hubungan kualitas manajemen air dengan kesehatan masyarakat. "Jadi sejauh mana air yang kita konsumsi punya dampak terhadap kesehatan," terangnya lagi.

Yang juga menarik untuk diperhatikan adalah perkembangan manajemen kualitas air di Indonesia. "Perusahaan-perusahaan air di Indonesia sudah diprivatisasi alias dialihkan ke pihak swasta. "Sebenarnya sayang," kata Dr Henry, "Karena pemerintah tidak bisa lagi berbuat banyak untuk mengontrol kebijakan yang berkaitan dengan kualitas air."

Lalu bedanya kualitas air di Indonesia dan di Belanda? "Jelas jauh. Kualitas air di Belanda bisa dibilang yang terbaik di dunia. Kita sudah bisa minum langsung dari kran di sini," banding Dr Henry. Toh, ia optimis kualitas air di Indonesia akan bisa diperbaiki.

dari berbagai sumber

penjernihan air limbah(informatif)

Oleh : M. DJOKO SRIHONO

Pria ini lahir di Surakarta (Jawa Tengah) pada 13 Maret 1946. Sejak kecil gemar mengamati dan meneliti. Pada suatu pagi, ia memperhatikan ibunya yang sedang memasak. Diperhatikannya, bila sayur yang dimasak ibunya terlalu asin maka ibunya akan menambahkan kentang ke dalam sayur itu. Tersimpul dalam pikirannya, ternyata kentang bisa mengurangi rasa asin. Lalu ia mencoba membuat sendiri sari kentang yang kemudian ia pakai untuk mengurangi rasa asin. Ternyata keasinan tidak berkurang. Perhatiannya beralih pada pati kentang yang digunakan untuk membuat sari kentang tadi. Maka kemudian tepung pati kentang dicobanya, ternyata berhasil.

Adalah suatu budaya yang lazim, para lelaki di lingkungannya memelihara burung perkutut. Setiap sangkar burung biasanya memiliki tempat air minum dan biasanya diberi tumbuhan patah tulang (Eforbia ferocalli). Hal ini menarik perhatiannya. Kemudian ia mengetahui bahwa pemberian jenis tumbuhan tsb ternyata dapat mencegah timbulnya bau akibat kontaminasi air dan makanan burung. Ia tidak berhenti sampai di situ. Ia pun mencoba dengan berbagai tumbuhan lainnya. Jelaslah, ia sudah memiliki bakat dan perhatian untuk menjadi inovator.

Pendidikan yang dijalani mengantarnya sampai ke jenjang perguruan tinggi, yaitu Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada. Di sini ia bertemu dengan seorang teman yang juga gemar meneliti. Temannya ini seorang perokok berat. Karena uang sakunya tak mencukupi, terpaksa kadangkala mengkonsumsi tembakau bekas puntung rokok yang harganya lebih murah. Tentu saja yang murah belum tentu nikmat. Itulah yang terjadi pada tembakau bekas itu. Namanya saja bekas, sehingga rasa bekas sukar hilang dari tembakau itu. Jadilah sepasang sahabat ini meneliti cara menghilangkan rasa bekas dari tembakau puntung rokok itu. Fakultas farmasi membuatnya mengerti kimia dan membukakan pintu untuk meneliti apapun. Tak kurang dari itu, ia jadi mengetahui hampir semua sifat dari senyawa kimia yang ada. Kalaupun ada yang belum sempat diketahuinya, itu adalah kimia polimer. Tetapi itu tidak mengurangi kreatifitasnya. Kali berikutnya, ia dihadapkan pada masalah pengadaan air.

Banyak masyarakat di Indonesia dihadapkan pada masalah pengadaan air. Banyak pula diantara mereka terpaksa menggunakan air permukaan seperti air rawa/gambut, sungai, telaga dan air genangan/kubangan. Ini biasanya terjadi di daerah Kalimantan, Riau, Papua, Bangka dan sebagainya. Penggunaan air yang demikian secara higienis tentu tidak layak. Selain masalah ketercemaran air oleh zat kimia dan jasad renik yang merugikan, air tersebut juga tidak jernih. Untuk menjernihkan air, cara yang biasa dipakai adalah menggunakan tawas dan kapur yang bisa mengendapkan kotoran pengeruh air. Tetapi masalahnya tidak semua air bisa dijernihkan dengan cara itu, misalnya air rawa/gambut yang berwarna coklat kemerahan. Lagipula tawas adalah bahan kimia yang tidak selalu tersedia di pedesaan Indonesia. Terlebih lagi kapur yang diperlukan untuk menurunkan kadar asam (pH) air rawa/gambut hingga layak guna.

berangkat dari masalah yang ada itu, mulailah ia mencari kemungkinan penggunaan bahan lokal yang bisa digunakan. Inilah cara unik dari Djoko yang lulusan fakultas farmasi. Ia berimajinasi. Jadilah proses uji coba dan reaksi yang biasanya di laboratorium berpindah ke laboratorium imajinerdi otak Djoko. Ia cukup mengkhayalkan: bahan kimia ini yang sifatnya begini direaksikan dengan bahan kimia itu yang sifatnya begitu maka diperkirakan hasil reaksinya adalah anu. Setelah cukup yakin dengan imajinasinya itu, barulah ia melakukan percobaan reaksi yang sesungguhnya. Imajinasi ini tentunya ditunjang oleh pengetahuan yang memadai tentang sifat-sifat berbagai senyawa kimia yang diketahuinya semasa kuliah. Dengan cara demikian ia menghemat biaya yang biasanya diperlukan untuk pengadaan alat dan bahan percobaan.

Menurut Djoko, biasanya orang masih menggunakan tawas atau ferri klorida (FeCl3) untukmenjernihkan air. Memikirkan tentang penjernihan air membawanya kepada suatu logika. Logika ini menurut Djoko belum terpikirkan orang lain yang berkecimpung di masalah penjernihan dan pemurnian air. Yaitu bahwa pada dasarnya kekeruhan air disebabkan oleh senyawa kimia, karena itu penting sekali dipahami bentuk molekul senyawa tersebut untuk kemudian dicari gugus molekul yang bisa “diganggu”. Kalau gugus molekul itu bisa “diganggu” maka keseluruhan molekul senyawa akan goyah. Bila ini terjadi maka pengotor itu bisa dipisahkan dari air dan air menjadi jernih.

Dengan logika seperti itu, Djoko cukup optimis untuk mengatakan, “Sanggup menjernihkan air limbah apa saja kecuali limbah nuklir dan limbah polimer karena saya belum belajar tentang itu”. Penjernih air sebagai solusi, menurut pandangannya harus memenuhi syarat: mudah dan murah. Mudah berarti tidak diperlukan keahlian khusus dan prosedur yang rumit untuk melaksanakannya. Murah berarti biaya yang diperlukan relatif tidak mahal. Memang itulah kenyataannya. Djoko menjelaskan untuk menjernihkan air sebanyak 1 m3 (1.000 liter) dibutuhkan 2 gram formula penjernih temuannya. Bandingkan dengan pemakaian 200 gram air kapur yang diperlukan untuk mengolah air gambut sebanyak jumlah yang sama.

Tidak hanya formula penjernih, tetapi Djoko juga telah merancang alat yang digunakan untuk menjernihkan air. Alat tersebut berupa tabung atau pipa pencampur terbuat dari bahan PVC atau paralon sepanjang + 50 cm dengan tiga lobang yang diberi tiga selang plastik. Ketiga selang tersebut nantinya masing-masing untuk dihubungkan dengan larutan formula penjernih, larutan tawas dan larutan kaporit sebagai disinfektan bila diperlukan. (Erwan R)

Sumber: Majalah Zaitun Khatulistiwa, Agustus 2005.

hujan asam(informatif)


Hujan asam didefinisikan sebagai segala macam hujan dengan pH di bawah 5,6. Hujan secara alami bersifat asam (pH sedikit di bawah 6) karena karbondioksida (CO2) di udara yang larut dengan air hujan memiliki bentuk sebagai asam lemah. Jenis asam dalam hujan ini sangat bermanfaat karena membantu melarutkan mineral dalam tanah yang dibutuhkan oleh tumbuhan dan binatang. Istilah Hujan asam pertama kali diperkenalkan oleh Angus Smith ketika ia menulis tentang polusi industri di Inggris). Tetapi istilah hujan asam tidaklah tepat, yang benar adalah deposisi asam

Deposisi asam disebabkan oleh belerang (sulfur) yang merupakan pengotor dalam bahan bakar fosil serta nitrogen di udara yang bereaksi dengan oksigen membentuk surful dioksida dan nitrogen oksida. Zat-zat ini berdifusi ke atmosfer dan bereaksi dengan air untuk membentuk asam sulfat dan asam nitrat yang mudah larut sehingga jatuh bersama air hujan. Air hujan yang asam tersebut akan meningkatkan kadar keasaman tanah dan air permukaan yang terbukti berbahaya bagi kehidupan ikan dan tanaman. Usaha untuk mengatasi hal ini saat ini sedang gencar dilaksanakan.

Deposisi asam ada dua jenis, yaitu deposisi kering dan deposisi basah. Deposisi kering ialah peristiwa terkenanya benda dan mahluk hidup oleh asam yang ada dalam udara. Ini dapat terjadi pada daerah perkotaan karena pencemaran udara akibat kendaraan maupun asap pabrik. Selain itu deposisi kering juga dapat terjadi di daerah perbukitan yang terkena angin yang membawa udara yang mengandung asam. Biasanya deposisi jenis ini terjadi dekat dari sumber pencemaran.

Deposisi basah ialah turunnya asam dalam bentuk hujan. Hal ini terjadi apabila asap di dalam udara larut di dalam butir-butir air di awan. Jika turun hujan dari awan tadi, maka air hujan yang turun bersifat asam. Deposisi asam dapat pula terjadi karena hujan turun melalui udara yang mengandung asam sehingga asam itu terlarut ke dalam air hujan dan turun ke bumi. Asam itu tercuci atau wash out. Deposisi jenis ini dapat terjadi sangat jauh dari sumber pencemaran.

Hujan secara alami bersifat asam karena Karbon Dioksida (CO2) di udara yang larut dengan air hujan memiliki bentuk sebagai asam lemah. Jenis asam dalam hujan ini sangat bermanfaat karena membantu melarutkan mineral dalam tanah yang dibutuhkan oleh tumbuhan dan binatang.

Pada dasarnya Hujan asam disebabkan oleh 2 polutan udara, Sulfur Dioxide (SO2) dan nitrogen oxides (NOx) yang keduanya dihasilkan melalui pembakaran. Akan tetapi sekitar 50% SO2 yang ada di atmosfer diseluruh dunia terjadi secara alami, misalnya dari letusan gunung berapi maupun kebakaran hutan secara alami. Sedangkan 50% lainnya berasal dari kegiatan manusia, misalnya akibat pembakaran bahan bakar fosil (BBF), peleburan logam dan pembangkit listrik. Minyak bumi mengadung belerang antara 0,1% sampai 3% dan batubara 0,4% sampai 5%. Waktu BBF di bakar, belerang tersebut beroksidasi menjadi belerang dioksida (SO2) dan lepas di udara. Oksida belerang itu selanjutnya berubah menjadi asam sulfat (Soemarwoto O, 1992).

Menurut Soemarwoto O (1992), 50% nitrogen oxides terdapat di atmosfer secara alami, dan 50% lagi juga terbentuk akibat kegiatan manusia, terutama akibat pembakaran BBF. Pembakaran BBF mengoksidasi 5-50% nitrogen dalam batubara ,40-50% nitrogen dalam minyak berat dan 100% nitrogen dalam mkinyak ringan dan gas.Makin tinggi suhu pembakaran, makin banyak Nox yang terbentuk.

Selain itu NOx juga berasal dari aktifitas jasad renik yang menggunakan senyawa organik yang mengandung N. Oksida N merupakan hasil samping aktifitas jasad renik itu. Di dalam tanah pupuk N yang tidak terserap tumbuhan juga mengalami kimi-fisik dan biologik sehingga menghasilkan N. Karena itu semakin banyak menggunakan pupuk N, makin tinggi pula produksi oksida tersebut.

Senyawa SO2 dan NOx ini akan terkumpul di udara dan akan melakukan perjalanan ribuan kilometer di atsmosfer, disaat mereka bercampur dengan uap air akan membentuk zat asam sulphuric dan nitric. Disaat terjadinya curah hujan, kabut yang membawa partikel ini terjadilah hujam asam. Hujan asam juga dapat terbentuk melalui proses kimia dimana gas sulphur dioxide atau sulphur dan nitrogen mengendap pada logam serta mengering bersama debu atau partikel lainnya

sumber:wikipedia

forum World Water Week 2010(informatif)


Masalah kualitas air dibahas dalam forum World Water Week 2010 yang berlangsung 5-11 September 2010 di Stockholm, Swedia. Dalam forum itu berkumpul 2.500 pakar dari 130 negara.

Isu yang dibahas, antara lain, penyebaran penyakit terkait air, polusi bahan kimia, serta kondisi sungai dan danau di negara berkembang.

Seperti tertuang dalam UN World Water Development Report (2009), saat ini lebih dari 80 persen air limbah di negara berkembang dibuang tanpa diolah sebelumnya sehingga mencemari sungai, danau, dan pesisir. Kurangnya sanitasi serta minimnya air bersih penyebab 88 persen kasus diare di dunia yang membawa kematian dini 1,8 juta orang setiap tahun—90 persen berusia di bawah lima tahun.

Direktur World Water Week Jens Berggren mengatakan, ”Secara fisik, air tersedia. Persoalannya ialah manajemen air. Tapi, bisa dipecahkan.”

Biaya investasi untuk infrastruktur, penyediaan, dan distribusi air dipandang sebagai beban oleh banyak pemerintah. Padahal, setiap investasi 1 dollar AS untuk penyediaan air dan sanitasi akan kembali 34 dollar AS. Manajemen sumber daya air ikut menumbuhkan perekonomian karena mengurangi biaya akibat polusi dan bencana.

Sementara itu, perubahan iklim juga berpengaruh terhadap manajemen air.

Berggren mengatakan, hujan yang sulit diprediksi adalah malapetaka dan membuat pengelolaan air kian sulit.

”Ini sudah terlihat di Pakistan dan Rusia,” ujarnya. Rusia, misalnya, baru mengalami musim paling panas dalam sejarah.

Jam Lundqvist, Kepala Stockholm International Water Institute’s Scientific Programme Committee, mengatakan, akibat sulitnya prediksi cuaca, perlu investasi besar untuk

beragam model penyimpanan air. Sekitar 66 persen lahan pertanian di Asia bukan sistem irigasi dan di Afrika sekitar 94 persen lahan mengandalkan curah hujan. Sekitar 500 juta orang di Afrika dan India akan mendapat manfaat dari manajemen air pertanian.(AFP/www.worldwaterweek.org/ www.unep.org/INE)

http://cetak.kompas.com/read/2010/09/08/

robot pemantau kualitas air(informatif)

Untuk mengawasi kualitas air di California,Amerika Serikat, sebuah tim telah mengembangkan robot khusus. Robot ini tidakhanya bisa berenang di air, tapi juga dikembangkan untuk mengirimkan tweettemuannya. Dengan menggunakan Jaringan Sensor Terapung, peneliti University of California, Berkeleyini mengukur kualitas air. Jaringan ini merupakan pendekatan baru untukmengukur kualitas air.
Lokasi mengirim laporan ke unit mobile yangdapat memantau berbagai lokasi. Sistem pemantauan air ini dapat digunakandi lingkungan muara maupun sungai, sertadapat diintegrasikan ke dalam infrastruktur pemantauan air yang ada. Menurut Treehugger.com, tim yang dipimpin olehAlexandre Bayen dari Information Technology Research Interest of Society(CITRIS) melepas 100 robot ke Sungai Sacramento beberapa waktu yang lalu
Sistem sungai Sacramento-San Joaquin memegangdua pertiga dari keseluruhan air tawar dalam kawasan tersebut. Sebagian besarpenduduk California memanfaatkannya sebagai air minum dan pasokan irigasi. Pengendalian dengan robot memberikan pemahamanyang lebih dinamis dan rinci tentang keadaan air sungai. Robot tersebutdilengkapi dengan unit GPS, mengambang, dan bergerak bebas di air denganbaling-baling. Bahkan, robot-robot tersebut menggunakan Twitter untukmelaporkan apa yang mereka menemukan, dengan akun @fsnandroid61.
Untuk saat ini, robot terbaru yangdirilis mengukur aliran salinitas dan pencemaran air. Robot versi selanjutnyadapat dimodifikasi untuk menguji berbagai bahan kimia. Akan dirilis pula robotyang berfungsi menghadapi situasi darurat, seperti kegagalan tanggulatau tumpahan zat pencemar. Robot tersebut bertugas untuk memberikan rincianapa yang terjadi secara real-time.
sumber:petualangan unik

erupsi gunung berapi dapat mempengaruhi kualitas air(informatif)


Erupsi yang dialami beberapa gunung berapi di Indonesia dapat mempengaruhi kualitas air menjadi tidak baik untuk kesehatan sehingga perlu mendapat perhatian dari produsen air minum, kata ahli hidrogeologi Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Yogyakarta Prof Dr Sari Bahagiarti.

"Terjadinya sejumlah erupsi di beberapa gunung berapi menyebabkan terjadinya perubahan kualitas air yang biasa diambil produsen air minum," kata Prof Sari dalam diskusi bertema "Air Adalah Kebaikan Alam dan Manfaatnya Bagi Tubuh" yang diadakan oleh Danone Aqua di Jakarta, Rabu.

Menurutnya, sebelum terjadi erupsi memang kualitas air di pegunungan vulkanik sangat baik sehingga banyak produsen air memanfaatkan keberadaan sumber air untuk selanjutnya dikonsumsi masyarakat.

Dari hasil penelitian yang pernah dilakukan, katanya, air yang berada di pegunungan yang sedang mengalami erupsi terjadi perubahan struktur, seperti meningkatkan kandungan mineral, zat besi yang tinggi yang tidak baik untuk kesehatan.

Meskipun demikian, dia mengakui bahwa sumber air minum yang terbaik adalah yang berasal dari mata air pegunungan vulkanik yang berasal dari air tanah dalam.

Hal ini, menurutnya, sesuai hasil penelitian mata air pegunungan vulkanik relatif bebas pencemaran, mengandung mineral alami yang seimbang dan memenuhi ketiga syarakat karakteristik sumber air tanah yang baik, yaitu kualitas, kuantitas dan kontinuitas.

ari sisi kualitas, sumber air minum harus memenuhi standar tiga pengukuran yaitu sifat fisik, kimiawi dan biologis, sementara dari sisi fisik air minum tidak boleh berwarna, berbau, berasa dan keruh.

Dia mengatakan dari aspek kimiawi, bahan air minum tidak boleh mengandung logam berat ataupun zar beracun seperti senyawa hidrokarbon dan deterjen. "Sedangkan dari aspek bilogis, air minum tidak boleh mengandung mikroba, khususnya bakteri entamoeba koli," kata Sari.

Menurutnya, sebesar dua pertiga permukaan bumi diselimuti air dan dari jumlah itu 97% air tidak bisa dikonsumsi karena merupakan air laut dan tiga persen merupakan air tawar.

Dari sebesar tiga persen tersebut, menurut Sari, dua persen merupakan air beku yang berada di kutub dan yang dapat dikonsumsi sebesar satu persen. "Dari satu persen tersebut tidak semuanya bersih dan 0,62% air dapat dikonsumsi dan diperebutkan oleh 6,7 miliar jiwa di dunia," katanya.

Untuk itu, menurut dia salah satu cara agar keberadaan air bersih layak dikonsumsi dapat terjaga adalah dengan menjaga kelestarian hutan dan menjaga lingkungan yang harus dilakukan secara bersama-sama.

Sementara itu produsen air minum Danone Aqua dalam kesempatan tersebut menjamin bahwa air yang diproduksi dan beredar di pasaran aman dikonsumsi masyarakat sehingga tidak perlu ada keragu-raguan walaupun air yang diperoleh berasal dari pegunungan.

"Air minum kami yang diperoleh dari pegubungan sebelumnya telah melalui berbagai tahapan pemeriksaan yang ketat dan ada standar tertentu yang harus dipenuhi," kata Water Resource Manager Danone Aqua Wahyu Triharja.

Menurutnya, perusahaan menggunakan pendekatan dan aplikasi studi hidrogeologis, ilmu yang mempelajari penyebaran dan pergerakan air tanah di dalam tanah dan batuan, untuk seleksi sumber air.

"Sumber mata air harus memenuhi sembilan kriteria yang sangat spesifik termasuk debit air, parameter fisik, kimia, dan biologi," katanya. (gor/ant)

sumber:http://www.investor.co.id

Sistem Drainase Perkotaan yang Berkelanjutan



deskripsi kota semarang
Kota Semarang merupakan ibu kota Propinsi Jawa Tengah. Kota ini terletak di Pantai Utara Jawa. Kota Semarang berfungsi sebagai pusat pemerintahan, industri, perdagangan, pendidikan sekaligus pusat pariwisata.

Seperti banyak kota besar di Indonesia, sebagian wilayah Kota Semarang terletak di dataran pantai atau delta yaitu Delta Garang. Pertumbuhan ekonomi dan penduduk membutuhkan lahan dan sumberdaya. Lahan dan air merupakan dua sumberdaya yang paling berharga, dan paling dibutuhkan oleh setiap mahluk hidup di bumi. Kedua sumberdaya tersebut saling pengaruh-mempengaruhi, perubahan yang satu akan berdampak pada satunya dan sebaliknya.

Perkembangan Kota Semarang dimulai dari wilayah dataran rendah (dekat pantai), yang sudah dikenal sebagai kota pelabuhan sejak abad ke 15, saat ini sudah menjadi kawasan padat (dikenal sebagai kota lama), sehingga perkembangan kota bergerak ke arah barat, timur, dan selatan. Kawasan perbukitan di selatan, yang secara alamiah berfungsi sebagai kawasan lindung dan/atau kawasan resapan, sudah mulai terkoyak, bahkan tampaknya perkembangan kota makin terfokus ke arah selatan, khususnya yang berkaitan pengembangan kawasan hunian. Perkembangan yang tak terkendali akibat lemahnya kontrol, dan mengabaikan daya dukung lingkungan serta kelestariannya, di wilayah selatan ini telah menimbulkan perubahan tata hidrologi air mikro kawasan, dampaknya terhadap sistem drainase dan pengendalian banjir sudah dirasakan bersama oleh warga kota.

Sebagai ibu kota Propinsi Jawa Tengah, Kota Semarang mengalami perkembangan yang cepat. Pertumbuhan penduduknya cukup tinggi, terutama akibat urbanisasi dari wilayah di sekitarnya, sehingga pada tahun 2000 penduduknya telah tumbuh menjadi 1.309.752 orang. Disamping penyediaan lapangan kerja, pertumbuhan penduduk yang tinggi juga menuntut penyediaan prasarana dan sarana perkotaan yang cukup. Kelambatan dalam penyediaan prasarana dan sarana perkotaan yang memadai akan menimbulkan permasalahan kota yang serius.

beberapa aspek utama yang perlu diperhatikan untuk menciptakan drainase yang berkelanjutan
-Letak Geografis dan Tata Guna Lahan

-iklim

-penggunaan air penduduk

-kependudukan

Sumber: http://www.mafiosodeciviliano.com

jenis-jenis tanah(informatif)


Fraksi - frkasi tanah (Jenis tanah berdasarkan butir) :

1). kerikil (gravel) > 2,00 mm

2). pasir (sand) 2,00 - 0,06 mm

3). lanau (silt) 0,06 - 0,002 mm

4). lempung (clay) < 0,002 mm

Pengelompokan jenis tanah dalam praktek berdasarkan campuran butir :

1). Tanah berbutir kasar adalah tanah yang sebagian besar butir - butir tanahnya berupa pasir dan kerikil.


2). Tanah berbutir halus adalah tanah yang sebagian besar butir - butir tanahnya berupa lempung dan lanau.

3). Tanah organik adalah tanah yang cukup banyak mengandung bahan- bahan organik.

Pengelompokan tanah berdasarkan sifat lekatnya :

1). Tanah Kohesif adalah tanah yang mempunyai sifat lekatan antara butir - butirnya (tanah lempung = mengandung lempung cukup banyak).

2). Tanah Non Kohesif adalah tanah yang tidak mempunyai atau sedikit sekali lekatan antara butir - butirnya (hampir tidak mengandung lempung misal pasir).

3). Tanah Organik adalah tanah yang sifatnya sangat dipengaruhi oleh bahan - bahan organik (sifat tidak baik).

Perbedaan Batu dan Tanah

Batu merupakan kumpulan butir - butir mineral alam yang saling terkait erat dan kuat. Sehingga sukar untuk dilepaskan. Sedangkan tanah merupakan kumpulan butir - butir mineral alam yang tidak melekat atau melekat tidak erat, sehingga sangat mudah untuk dipisahkan. Sedangkan Cadas adalah peralihan antara batu dan tanah.

sumber: http://www.mafiosodeciviliano.com

siklus hidrologi terbuka(informatif)


Pada lokasi tertentu, aliran air permukaan dapat merupakan satu atau lebih sub-sistem dan tidak lagi tertutup, karena sistem tertutup itu dipotong pada suatu bagian tertentu dari seluruh sistem aliran permukaan. Transportasi aliran di luar bagian aliran air permukaan merupakan masukan dan keluaran dari sub sistem aliran air permukaan tersebut.

Demikian juga untuk aliran air tanah bisa merupakan satu atau lebih sub-sistem dan tidak lagi tertutup, karena sistem tertutup itu diputong pada suatu bagian tertentu dari seluruh sistem aliran. Transportasi aliran di luar bagian aliran air tanah merupakan masukan dan keluaran dari sub sistem aliran air tanah tersebut.

air mulai dari hujan yang turun (precipitation) lalu mendekati muka tanah, jumlahnya terdistrihusi menjadi intersepsi (lewat vegetasi), hujan di saluran (channel precipitation/pptn), tampungan depresi (depression storage), aliran permukaan (surface run-off) dan infiltrasi ke dalam tanah. Dari distribusi tersebut terlihat bahwa besaran air yang terinfiltrasi adalah yang paling besar dibandingkan dengan yang lainnya. Infiltrasi ini terjadi di DAS. Oleh karena itu untuk memanen air hujan (rainfall haversting), faktor DAS tersebut menjadi penting.

Faktor penutup lahan juga mempunyai peran yang panting dalam proses infiltrasi. Apabila penutup lahan DAS berupa vegetasi yang lebat maka vegetasi ini menghambat aliran permukaan, sehingga proses infiltrasi bisa berlangsung sampai optimal. Namun apabila penutup lahan berupa lapisan kedap air misal lantai beton, rumah atau bangunan maka aliran permukaan akan menjadi besar dan tidak ada air yang bisa terinfiltrasi.

Perlu juga diperhatikan bahwa kecepatan infiltrasi air bisa jauh lebih kecil dibandingkan dengan kecepatan aliran permukaan. Kecepatan infiltrasi tergantung dari jenis tanah (lempung, lanau atau pasir) mulai dari 1/1,000.000.000.000 atau 10-13 m/detik sampai 1/100 atau 0,001 m/detik. Sedangkan kecepatan run-off bisa mulai dari 0 (no] berarti 1/10, 1 bahkan bisa mencapai 10 m/detik tergantung dari kemiringan lahan, tinggi aliran, penutup lahan (vegetasi, bangunan, lantai beton, dll.) dan material yang dibawa dalam aliran air (Freeze and Cherry, 1979; Kodoatie & Sjarief, 2006 dengan elaborasi).

sumber:http://www.mafiosodeciviliano.com

siklus hidrologi tertutup(informatif)


Siklus hidrologi seperti ditunjukkan dalam Gambar merupakan konsep dasar tentang keseimbangan air secara global di bumi. Siklus hidrologi juga menunjukkan semua hal yang berhubungan dengan air. Bila dilihat keseimbangan air secara menyeluruh maka air tanah (dalam confined dan unconfined aquifers) dan aliran permukaan: sungai, danau, penguapan dll. merupakan bagian-bagian dari beberapa aspek yang menjadikan siklus hidrologi menjadi seimbang sehingga disebut dengan siklus hidrologi yang tertutup (closed system diagram of the global hydrological cycle).

pasang surut air laut


Pasang surut adalah gerakan naik-turunnya muka air laut, dimana amplitudo dan fasenya berhubungan langsung terhadap gaya geofisika yang periodik, yakni gaya yang ditimbulkan oleh gerak reguler benda-benda angkasa, terutama bulan-bumi dan matahari. Naik turunnya muka laut akibat gaya geofisika ini disebut pasang surut gravitasi (gravitational tides). Di samping itu, gerak muka laut juga dipengaruhi oleh adanya variasi tekanan atmosfir dan angin, sistem gerak ini disebut pasang surut meteorologi (meteorological tides).

tipe pasang air laut

1. Pasang surut harian ganda (semi diurnal tide)

Dalam satu hari terjadi dua kali pasang dan dua kali air surut dengan tinggi yang hamper sama dan pasang surut terjadi secara berurutan secara teratur. Periode pasang surut adalah 24 jam 50 menit. Pada jenis harian ganda misalnya terdapat di perairan Selat Malaka sampai ke Laut Andaman.

2. Pasang surut harian tunggal (diurnal tide)

Dalam satu hari terjadi satu kali air pasang dan satu kali air surut. Periode pasang surut rata-rata adalah 12 jam 24 menit. Jenis harian tunggal misalnya terdapat di perairan sekitar selat Karimata, antara Sumatra dan Kalimantan.

3. Pasang surut campuran condong ke harian ganda (mixed tide prevailing semidiurnal)

Dalam satu hari terjadi dua kali air pasang dan dua kali air surut, tetapi tinggi dan periodenya berbeda. Pada pasang-surut campuran condong ke harian ganda (mixed tide, prevailing semidiurnal) misalnya terjadi di sebagian besar perairan Indonesia bagian timur.

4. Pasang surut campuran condong ke harian tunggal (mixed tide prevailing diurnal)

Pada tipe ini dalam satu hari terjadi satu kali air pasang dan satu kali air surut, tetapi kadang-kadang untuk sementara waktu terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dengan tinggi dan periode yang sangat berbeda. Sedangkan jenis campuran condong ke harian tunggal (mixed tide, prevailing diurnal) contohnya terdapat di pantai selatan Kalimantan dan pantai utara Jawa Barat.

penyebab pasang laut

Dalam sebulan, variasi harian dari rentang pasang laut berubah secara sistematis terhadap siklus bulan. Rentang pasang laut juga bergantung pada bentuk perairan dan konfigurasi lantai samudera.

Pasang laut merupakan hasil dari gaya gravitasi dan efek sentrifugal. Efek sentrifugal adalah dorongan ke arah luar pusat rotasi (bumi). Gravitasi bervariasi secara langsung dengan massa tetapi berbanding terbalik terhadap jarak. Meskipun ukuran bulan lebih kecil dari Matahari, namun gaya gravitasi bulan dua kali lebih besar daripada gaya tarik Matahari dalam membangkitkan pasang surut laut karena jarak bulan lebih dekat daripada jarak Matahari ke bumi. Gaya gravitasi menarik air laut ke arah bulan dan Matahari dan menghasilkan dua tonjolan pasang surut gravitasional di laut. Lintang dari tonjolan pasang surut ditentukan oleh deklinasi, sudut antara sumbu rotasi bumi dan bidang orbital bulan dan Matahari.

Pasang laut purnama (spring tide) terjadi ketika bumi, bulan dan Matahari berada dalam suatu garis lurus. Pada saat itu akan dihasilkan pasang naik yang sangat tinggi dan pasang surut yang sangat rendah. Pasang laut purnama ini terjadi pada saat bulan baru dan bulan purnama.

Pasang laut perbani (neap tide) terjadi ketika bumi, bulan dan Matahari membentuk sudut tegak lurus. Pada saat itu akan dihasilkan pasang naik yang rendah dan pasang surut yang tinggi. Pasang laut perbani ini terjadi pada saat bulan kuarter pertama dan kuarter ketiga.



Pengetahuan tentang pasang laut sangat diperlukan dalam transportasi perairan, kegiatan di pelabuhan, pembangunan di daerah pesisir pantai, dan lain-lain. Karena sifat pasang laut yang periodik, maka ia dapat diramalkan. Untuk dapat meramalkan pasang laut, diperlukan data amplitudo dan beda fase dari masing-masing komponen pembangkit pasang laut. Seperti telah disebutkan, komponen-komponen utama pasang surut terdiri dari komponen tengah harian dan harian. Namun, karena interaksinya dengan bentuk (morfologi) pantai, superposisi antar komponen pasang laut utama, dan faktor-faktor lainnya akan mengakibatkan terbentuknya komponen-komponen pasang laut yang baru.
Sumber: Wikipedia

beberapa definisi air laut(informatif)


dalam siklus hidrologi, atau apabila kita akan merencanakan bangunan di laut yang sangat terpengaruh oleh elevasi air laut, maka kita memerlukan suatu elevasi permukaan laut tertentu yang dapat digunakan sebagai referensi. Sampai saat ini ada berbagai macam permukaan laut yang dapat dipakai sebagai referensi, yaitu di antaranya:

MHHWL : Mean Highest High Water Level, tinggi rata-rata dari air tinggi yang terjadi pada pasang surut purnama atau bulan mati (spring tides).

MLLWL : Mean Lowest Low Water Level, tinggi rata-rata dari air rendah yang terjadi pada pasang surut purnama atau bulan mati (spring tides).

MHWL : Mean High Water Level, tinggi rata-rata dari air tinggi selama periode 19,6 tahun.

MLWL : Mean Low Water Level, tinggi air rata-rata dari air rendah selama 18,6 tahun.

MSL : Mean Sea Level, tinggi rata-rata dari muka air laut pada setiap tahap pasang surut selama periode 18,6 tahun, biasanya ditentukan dari pembacaan jam-jam-an.

HWL : High Water Level (High Tide), elevasi maksimum yang dicapai oleh tiap air pasang.

HHWL : Highest High Water Level, air tertinggi pada saat pasang surut purnama atau bulan mati (spring tides).

LWL : Low Water Level (Low Tide), elevasi minimum yang dicapai oleh tiap air surut.

LLWL : Lowest Low Water Level, air terendah pada saat pasang surut bulan purnama atau bulan mati (spring tides).

sumber:: http://www.mafiosodeciviliano.com

Pemerintah Fasilitasi Masterplan Air Limbah di 8 Kota(informatif)


http://www.ampl.or.id/
Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum Ditjen Cipta Karya memfasilitasi penyusunan master plan dan studi air limbah di tujuh kota. Tujuh kota tersebut adalah Surabaya, Bogor, Cimahi, Bandar Lampung, Palembang, Pekanbaru, Batam dan Makassar. Penyusunan master plan tersebut mendapat bantuan dari pemerintah Australia melalui The Indonesia Infrastructure Initiative (IndII).

Direktur Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman (PLP) Ditjen Cipta Karya Syukrul Amien mengatakan, penyusunan master plan ini sudah dilakukan awal September lalu dan rencananya akan memakan waktu selama delapan bulan. Namun, ia berharap agar penyusunan ini dapat dipercepat.

“Kalau bisa penyusunan master plan tidak selama itu, sehingga bisa langsung dibuat detail desain dan rencana implementasinya,” katanya saat memberi arahan dalam acara Kick Off Meeting Master Plan Water Waste di Jakarta, Selasa (21/9).

Ia juga mengharapkan komitmen dari pemerintah daerah yang mendapat hibah penyusunan master plan tersebut. Menurutnya, kerjasama dan sinergi antara pusat dan daerah harus dilakukan. Pemkot harus serius dalam penyusunan master plan air limbah ini sementara pusat akan memfasilitasi. Jika pemkot tidak siap, maka akan diberikan kepada kota lain yang lebih siap.

“Masterplan ini harus berhasil. Jangan sampai setelah selesai studi dan penyusunan master plan ini selesai, hanya ditumpuk tidak dipakai. Harapan saya ini dapat berhasil,” tegasnya.

Untuk memperlancar penyusunan master plan ini, Ditjen Cipta telah membentuk tim yang berjumlah 32 orang. Tim ini bertugas untuk membantu konsultan dan menjembatani antara pemerintah pusat dan daerah dalam penyusunan master plan. Diaman, setiap kota akan didampingi tim sebanyak empat orang.

Terkait komitmen pemerintah daerah, Direktur Water dan Sanitation IndII, Jim Coucouvinis juga mengatakan hal yang senada. Menurutnya, komitmen dari pemerintah daerah menjadi kunci keberhasilan penyusunan master plan ini. “Semua ini untuk kepentingan anda bukan untuk kami,” katanya.

Pemerintah Australia saat ini telah memberikan bantuan kepada Pemerintah Indonesia dalam bidang Cipta Karya sebesar $ 100 juta untuk empat tahun ke depan. Sementara untuk air limbah sebesar $ 7 juta

22 Sep 2010
sumber: http://www.mafiosodeciviliano.com

menghitung kebutuhan air bersih gedung(informatif)

Sumber Air
Air yang berasal dari mata air
Air danau
Air PAM
Air dari dalam tanah (sumur galian atau sumur pompa)

Hasil penelitian di 8 kota di Indonesia menunjukkan komsumsi air rata-rata sebanyak 138,5 liter/orang/hari (Slamet, 1996) dengan perincian sebagai berikut :

1. Untuk mandi, cuci, kakus : 12,0 ltr/orang/hari (8,72 %)

2. Untuk Minum : 2,0 ltr/orang/hari ( 1,4 %)

3. Untuk Cuci Pakaian : 10,7 ltr/orang/hari ( 7,7 %)

4. Untuk Kebersihan Rumah : 31,4 ltr/orang/hari (22,7 %)

5. Untuk Taman : 11,8 ltr/orang/hari (8,5 %)

6. Untuk Cuci Kendaraan : 21,1 ltr/orang/hari (15,2 %)

7. Untuk Wudhu : 16,2 ltr/orang/hari (11,7 %)

8. Lain-lain : 33,3 ltr/orang/hari (24,2 %)


Tipe Bangunan
Liter/hari
 Sekolahan
Sekolahan + Kafetaria
Apartemen
Kantor
Taman Umum
Taman dan Shower
Kolam renang
Apartemen mewah
Rumah susun
Hotel
Pabrik
Rumah sakit umum
Rumah perawat
Restoran
Dapur dari hotel
Motel
Drive in
Pertokoan
Service station
Airport

Gereja
Rumah tinggal
Marina
-Toilet duduk
-Wastafel
-Shower

57
95
133
57 – 125
19
38
38
570/unit
152/unit
380/kamar
95
570/unit
285/unit
95
38
190/t.tidur
19/mobil
1.520/toilet
38
11 – 19/penumpang

19 – 26/t.
150 – 285
38
157
570


(ilustrasi) Untuk gedung berlantai 5 – 8 = Perkantoran
Ratio kebutuhan air bersih = 100 liter/orang/hari
Ratio kebutuhan air panas = 10 liter/orang/hari
Waktu pemakaian terpadat = 2 jam
Kepadatan bangunan = 8 m²/orang
Luas lantai untuk perkantoran

1.200 m² x 4 = 4.800 m²
4.800 – (10% x 4.800) = 4.320 m²

Jumlah pemakai
4.320 /8 = 540 orang

Jumlah kebutuhan air bersih selama 1 jam :
(540 x 100)/24 = 2.250 liter/jam

Kebutuhan air bersih terpadat :
2.250 x 1,5 x 2 = 6.750 liter/orang .. (2)


Kebutuhan air panas selama 1 jam
(540 x 10)/24 = 225 liter/orang


Kebutuhan air panas terpadat
225 x 2 = 450 liter/orang.. (3)


Jadi kebutuhan air panas dan air dingin pada gedung tersebut termasuk core dari lantai 1 sampai 8 adalah = 10.125 + 6.750 + 450 = 17.325 liter/orang

= 17,325 m³……………(A)

Kebutuhan statis dan pemadam kebakaran :

30 % x 17.325 = 5,1975 m³ ……………………………………(B)


Kebutuhan sirkulasi akibat kebocoran dan hal-hal yang tidak terduga

20 % x 17,325 = 3,465 m³……………………………………..(C)


Total kebutuhan air bersih :


= 17,325 + 5,1975 + 3,465

= 25,9875 m³

dari berbagai sumber