Pratinjau

12 Dec 2012

erupsi gunung berapi dapat mempengaruhi kualitas air(informatif)


Erupsi yang dialami beberapa gunung berapi di Indonesia dapat mempengaruhi kualitas air menjadi tidak baik untuk kesehatan sehingga perlu mendapat perhatian dari produsen air minum, kata ahli hidrogeologi Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Yogyakarta Prof Dr Sari Bahagiarti.

"Terjadinya sejumlah erupsi di beberapa gunung berapi menyebabkan terjadinya perubahan kualitas air yang biasa diambil produsen air minum," kata Prof Sari dalam diskusi bertema "Air Adalah Kebaikan Alam dan Manfaatnya Bagi Tubuh" yang diadakan oleh Danone Aqua di Jakarta, Rabu.

Menurutnya, sebelum terjadi erupsi memang kualitas air di pegunungan vulkanik sangat baik sehingga banyak produsen air memanfaatkan keberadaan sumber air untuk selanjutnya dikonsumsi masyarakat.

Dari hasil penelitian yang pernah dilakukan, katanya, air yang berada di pegunungan yang sedang mengalami erupsi terjadi perubahan struktur, seperti meningkatkan kandungan mineral, zat besi yang tinggi yang tidak baik untuk kesehatan.

Meskipun demikian, dia mengakui bahwa sumber air minum yang terbaik adalah yang berasal dari mata air pegunungan vulkanik yang berasal dari air tanah dalam.

Hal ini, menurutnya, sesuai hasil penelitian mata air pegunungan vulkanik relatif bebas pencemaran, mengandung mineral alami yang seimbang dan memenuhi ketiga syarakat karakteristik sumber air tanah yang baik, yaitu kualitas, kuantitas dan kontinuitas.

ari sisi kualitas, sumber air minum harus memenuhi standar tiga pengukuran yaitu sifat fisik, kimiawi dan biologis, sementara dari sisi fisik air minum tidak boleh berwarna, berbau, berasa dan keruh.

Dia mengatakan dari aspek kimiawi, bahan air minum tidak boleh mengandung logam berat ataupun zar beracun seperti senyawa hidrokarbon dan deterjen. "Sedangkan dari aspek bilogis, air minum tidak boleh mengandung mikroba, khususnya bakteri entamoeba koli," kata Sari.

Menurutnya, sebesar dua pertiga permukaan bumi diselimuti air dan dari jumlah itu 97% air tidak bisa dikonsumsi karena merupakan air laut dan tiga persen merupakan air tawar.

Dari sebesar tiga persen tersebut, menurut Sari, dua persen merupakan air beku yang berada di kutub dan yang dapat dikonsumsi sebesar satu persen. "Dari satu persen tersebut tidak semuanya bersih dan 0,62% air dapat dikonsumsi dan diperebutkan oleh 6,7 miliar jiwa di dunia," katanya.

Untuk itu, menurut dia salah satu cara agar keberadaan air bersih layak dikonsumsi dapat terjaga adalah dengan menjaga kelestarian hutan dan menjaga lingkungan yang harus dilakukan secara bersama-sama.

Sementara itu produsen air minum Danone Aqua dalam kesempatan tersebut menjamin bahwa air yang diproduksi dan beredar di pasaran aman dikonsumsi masyarakat sehingga tidak perlu ada keragu-raguan walaupun air yang diperoleh berasal dari pegunungan.

"Air minum kami yang diperoleh dari pegubungan sebelumnya telah melalui berbagai tahapan pemeriksaan yang ketat dan ada standar tertentu yang harus dipenuhi," kata Water Resource Manager Danone Aqua Wahyu Triharja.

Menurutnya, perusahaan menggunakan pendekatan dan aplikasi studi hidrogeologis, ilmu yang mempelajari penyebaran dan pergerakan air tanah di dalam tanah dan batuan, untuk seleksi sumber air.

"Sumber mata air harus memenuhi sembilan kriteria yang sangat spesifik termasuk debit air, parameter fisik, kimia, dan biologi," katanya. (gor/ant)

sumber:http://www.investor.co.id

No comments :