Pratinjau

12 Dec 2012

Gagasan Penataan Drainase dan Pengendalian Banjir bag I (informatif)


banjir jakarta
Banjir merupakan permasalahan dan tanggung jawab bersama antara pemerintah, masyarakat, pengusaha, atau istilah populernya semua stakeholders. Menjawab permasalahan banjir tersebut, di luar studi yang telah dilakukan pemerintah, telah muncul beberapa ide/usulan yang datang dari masyarakat, yang menonjol antara lain:

1). Dam lepas pantai

Ide ini dikemukakan oleh Dipl. Ing. John Wirawan pertama kali pada tahun 1999, dan telah menjadi wacana publik, karena gencarnya sosialisasi yang dilakukan oleh penggagasnya. Namun sampai saat ini masih berhenti pada wacana, belum ada studi mendalam tentang kelayakannya dari berbagai aspek.

Konsep dasar sistem ini adalah dengan membuat dam lepas pantai sepanjang 18 km yang membentang dari perbatasan Semarang-Demak sampai Kabupaten Kendal, sehingga tercipta danau seluas 3.000 ha, dengan kapasitas 375 juta m3 Air dalam danau dijaga elevasinya sedemikian rupa sehingga air dari daratan dapat selalu mengalir ke danau secara gravitasi.

2). Polder pantai

Kemungkinan lain untuk menanggulangi banjir kota Semarang adalah sistem polder pantai. Sistem ini mempunyai konsep yang hampir sama dengan dam lepas pantai, namun dalam skala yang lebih kecil. Untuk melayani seluruh kota Semarang, dapat saja dibuat beberapa polder pantai, dimana masing-masing berdiri sebagai sistem yang tidak saling mempengaruhi.

3). Recharge deep well

Konsep ini sebenarnya bukan merupakan gagasan baru, namun merupakan pengembangan dari konsep sumur resapan. Dasar pemikirannya juga tidak jauh berbeda dengan sumur resapan, disini air diresapkan ke dalam lapisan akifer tertekan yang telah mengalami penurunan tekanan piezometernya jauh di bawah muka tanah, sehingga punya daya sedot yang cukup. Dalam konsep ini yang perlu diperhatikan, di samping tinggi pizometer adalah kualitas air yang di isikan ke dalam tanah harus baik, untuk menghindari adanya pencemaran air tanah.

4). Penataan kawasan atas

Kota-kota pantai di Indonesia, seperti Jakarta, Surabaya, dan Semarang, menghadapi permasalahan laten berupa banjir, baik banjir musiman yang datang tiap musim hujan, maupun banjir harian akibat rob. Banjir tersebut diakibatkan oleh meningkatnya debit banjir dari daerah tangkapan air, berkurangnya kapasitas saluran akibat sedimentasi, hilangnya tampungan banjir alamiah berupa rawa-rawa, adanya pasang surut, dan akibat amblesan muka tanah.

sumber: http://www.mafiosodeciviliano.com

No comments :