Sejarah mencatat bahwa bangsa indonesia merupakan bangsa yang di bangun dari kekuatan maritim. Kita dapat melihat kekuatan kerajaan seperti Sriwijaya dan Majapahit, mereka mampu menguasai kawasan Asia Tenggara . Fakta tersebut tidak terbantahkan hingga kini. Keliru jika bangsa ini tidak belajar dari sejarah untuk kembali menjadi bangsa yang besar dan disegani.
Bukti kebesaran bangsa indonesia sebagai negra maritim yang kuat terletak pada kekuatan wilayah pesisir dan laut. Hal ini didukung dengan kekuatan kerajaan yang memiliki armada laut mempunyai kekuatan yang sangat besar di bandingkan dengan kerajaan yang terletak di pedalaman. Kekuatan bangsa indonesia sebagai bangsa maritim dapat terlihat dengan adanya lukisan perahu dalam gua di sulawesi. Kehebatan pelaut-pelaut indonesia dibuktikan dengan adanya perubahan kebudayaan yang tadinya berorientasi kepada daratan kemudian memiliki kemampuan berlayar.
Kekuatan maritim bangsa Indonesia sejak dahulu sudah tidak diragukan lagi . Itu dibuktikan dengan adanya pelabuhan dan syahbandar. Bisa dikatakan karakter maritim indonesia sudah kuat jauh sebelum eropa. Namun, sayang nenek moyang kita tidak mencatatnya wal hasil di klaim negra lain. Jadi wajar nampaknya jika bangsa eropa melakukan penjajahan kenegara-negara yang berada di sekitar asia karena ternyata banga eropa tidak memiliki hasil alam di negaranya.
Tanah emas sumber kehidupan baru itu adalah Asia. Kondisi yang sangat bebeda jauh dengan negara eropa. Bumi khatulistiwa sejak dahulu terkenal tentram dan makmur. Tidak ada tantangan berat karena meiliki segala sumber daya alam dari bumi. Namun, hal tersebutlah yang ternyata membuat bangsa asia lengah sehingga berfikir menjadi bangsa juragan alias bangsa yang besar bak seorang anak raja yang hidup dalam kemewahan.
Dengan berbagai bukti sejarah yang ada pantas jika bangsa indonesia seharusnya mampu membuka mata untuk mulai kembali menguasai maritim dalam melakuakan perkembangannya kedepan. Karena sebenarnya sumber kekuatan dan sumber kehidupan berasal dari maritim.
Para ahli sejarah bangsa Eropa pernah melontarkan pernyataan bahwa sebetulnya nenek moyang bangsa Indonesia adalah mereka yang datang dari Asia Tenggara(Indochina/Yunan) dalam dua gelombang migrasi besar-besaran, yaitu pada 5000 tahunSM dan pada 2000 tahun SM melalui laut dan dalam mengarungi perjalanan tersebutsumber penghidupan mereka sangat tergantung dari laut. Fakta prasejarah Cadas Guayang terdapat di pulau-pulau Muna, Seram dan Arguni yang diperkirakan berasal dari1000 tahun SM dipenuhi dengan lukisan perahu-perahu layar. Juga ditemukan beberapa artefak suku Aborigin di Australia yang diperkirakan berasal dari 2500 tahun SM serupa yang ditemukan di pulau Jawa. Kenyataan ini memberikan indikasi bahwa jauh sebelum gelombang migrasi dari Indochina yang datang ke Indonesia, nenek moyang bangsa-bangsa Nusantara sudah berhubungan dengan suku Aborigin di Australia lewat laut. Peninggalan prasejarah bekas kerajaan Merina yang didirikan oleh perantau dari Nusantara ditemukan juga di Madagaskar, hal ini menunjukkan bahwa nenek moyang penduduk Nusantara pada masa itu telah memiliki teknologi pembuatan perahu bercadik dan perahu layar yang mampu mengarungi samudera dengan medan yang sangat berat. Jejak prasejarah bercirikan istilah maritim juga ditemukan di wilayah rumpun bahasa Austronesia, di mana pengaruh istilah maritim bahasa Nusantara terasa sangat kuat dibandingkan dengan pengaruh rumpun bahasa lainnya. Bertolak dari bukti prasejarah nusantara itu memberikan indikasi bahwa nenek moyang bangsa Nusantara adalah asli pelaut dan pengembara, dan sejak ribuan tahun sebelum Masehi sudah mampu menghadapi gelombang besar melewati samudera Pasifik dan samudera Hindia. Kenyataan sejarah ini memperlihatkan bahwa bangsa nusantara adalah pelaut-pelaut ulung yang jejak kebudayaannya masih dapat diikuti sampai sekarang. Pada zaman Hindu-Budha mulai menyebar kebudayaannya di kepulauan Nusantara, kerajaan-kerajaan di nusantara pun melakukan kegiatan maritim aktif, baik intra insular atau pun ekstra insular, hingga ke India dan Cina. Kepulauan Nusantara waktu itu merupakan wilayah yang kaya dengan komoditas perdagangan, dan geoposisi wilayah nusantara merupakan posisi silang dimana terdapat jaringan komunikasi dan transportasi maritim (misalnya rute Cina -Taruma -India), ditandai dengan ditemukannya artefak Cinadan India di Situs Batu Jaya Karawang. Salah satu kerajaan Budha yang berada dikepulauan nusantara yaitu Kerajaan Sriwijaya berjaya berdasarkan visi kemaritimannya yang menguasai jaringantransportasi dagang, jaringan komoditas dan jaringan pelabuhan terutama di sekitar Selat Malaka. Selain itu pemerintahan maritimnya kuat dan efektif serta tercatat sebagai pemerintahan dengan kekuatan laut yang diperhitungkan. Kebesaran Kerajaan Sriwijaya itu dibuktikan dengan berbagai penemuan prasasti diantaranya adalah Kedukan Bukit (605 C/683 M) di Palembang, Prasasti Talang Tuwo (606 C/684 M) di sebelah barat Palembang, Prasasti Kota Kapur (608 C / 686 M) dibagian barat Pulau Bangka, Prasasti-prasasti Siddhayatra di daerah Palembang.
Benua Maritim Indonesia adalah hasil perjuangan bangsa Indonesia melawan segala pihak yang tidak mau melihat bangsa Indonesia yang merdeka dan bersatu di Kepulauan Nusantara yang merupakan satu keutuhan geografis. Dari sejarah pun kita sudah tidak bisa mengelak lagi bahwa nenek moyang kita adalah orang yang sangat besar kemampuannya dalam kelautannya. Apa pun itu pada dasarnya maritim Nusantara adalah bagian dari system planet bumi yang merupakan satu kesatuan alamiah antara darat, laut, dan udara diatasnya, tertata secara unik, menampilkan cirri – cirri benua dengan karakteristik yang khas dari sudut pandang iklim dan cuaca, keadaan airnya, tatanan kerak bumi, keragaman biota, serta tatanan social budayanya. Sudah sepatutnya pula kita mengembalikan jati diri bangsa ini sebagai negara Maritim yang berkuasa di laut dan berkekuasaan pula di daratan.
Sumber: Sejarah Maritim Indonesia
Sumber: Sejarah Maritim Indonesia