Modifikasi lansekap untuk memanen air hujan sedang banyak dikerjakan di beberapa negara maju, seperti di Kanada, Jerman dan Jepang. Salah satu caranya adalah mengganti jaringan drainase suatu kawasan dengan cekungan-cekungan di berbagai temoat (modifikasi lansekap), sehingga air hujan akan tertampung di lokasi cekungan tersebut. cara modifikasi lansekap ini ternyata dapat menekan biaya konstruksi jaringan drainase suatu kawasan lebih dari 50 persen.
Di Indonesia, metode ini secara tradisional sebenarnya sudah berkembang. Masyarakat “memodifikasi lansekap” mereka dengan membuat parit-parit kecil dan cekungan-cekungan dangkal di pekarangan mereka untuk keperluan perikanan atau pengawetan kayu / bambu, sekaligus sebagai ornamen kebun pekarangan. Modifikasi lansekap dapat dilaksanakan pada berbagai lokasi sebagai berikut:
Kawasan perumahan atau perkantoran
Cekungan-cekungan dibuat di antara bangunan untuk mengalirkan dan meresapkan air hujan. Cekungan tersebut tidak didisain sebagai kolam tampungan, namun sebagai kolam peresapan. Dengan demikian diusahakan secepat mungkin air meresap ke dalam tanah. Konsep ini jika diterapkan dapat mengurangi biaya pembuatan jaringan drainase sekaligus dapat mendukung kelestarian air tanah. Dimensi cekungan disesuaikan dengan karakteristik porositas tanah dan intensitas hujan serta luas areal yang tersedia.
Sumber:
Agus Maryono dan Edy Nugroho Santoso (2006). Metode Memanen dan Memanfaatkan Air Hujan untuk Penyediaan Air Bersih, Mencegah Banjir dan Kekeringan. Jakarta: Kementerian Negara Lingkungan Hidup.
Di Indonesia, metode ini secara tradisional sebenarnya sudah berkembang. Masyarakat “memodifikasi lansekap” mereka dengan membuat parit-parit kecil dan cekungan-cekungan dangkal di pekarangan mereka untuk keperluan perikanan atau pengawetan kayu / bambu, sekaligus sebagai ornamen kebun pekarangan. Modifikasi lansekap dapat dilaksanakan pada berbagai lokasi sebagai berikut:
Kawasan perumahan atau perkantoran
Cekungan-cekungan dibuat di antara bangunan untuk mengalirkan dan meresapkan air hujan. Cekungan tersebut tidak didisain sebagai kolam tampungan, namun sebagai kolam peresapan. Dengan demikian diusahakan secepat mungkin air meresap ke dalam tanah. Konsep ini jika diterapkan dapat mengurangi biaya pembuatan jaringan drainase sekaligus dapat mendukung kelestarian air tanah. Dimensi cekungan disesuaikan dengan karakteristik porositas tanah dan intensitas hujan serta luas areal yang tersedia.
Sumber:
Agus Maryono dan Edy Nugroho Santoso (2006). Metode Memanen dan Memanfaatkan Air Hujan untuk Penyediaan Air Bersih, Mencegah Banjir dan Kekeringan. Jakarta: Kementerian Negara Lingkungan Hidup.
No comments :
Post a Comment