Pratinjau

12 Dec 2012

DAM/parit

Dam parit (channel reservoir) adalah teknologi sederhana yang dikembangkan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat, Bogor. Teknologi ini merupakan suatu cara untuk mengumpulkan / membendung aliran air pada suatu parit (drainage network) dengan tujuan untuk menampung volume aliran permukaan, sehingga selain dapat digunakan untuk mengairi lahan di sekitarnya juga dapat menurunkan kecepatan run off, erosi dan sedimentasi (Puslitbang Tanah dan Agroklimat, 2002).

Dengan teknologi ini yang menurut pengalaman membutuhkan biaya sekitar Rp. 30 – 50 juta per unit, dan dalam proses pengerjaannya membutuhkan tenaga kerja sekitar 30 orang selama pengerjaan 3 bulan, dapat dilaksanakan sendiri oleh petani.

Pertimbangan pemilihan teknologi dam parit ini didasarkan atas keunggulannya dibandingkan dengan teknologi sejenis seperti embung. Keunggulan dam parit antara lain:
  • Dapat menampung air dalam volume besar, karena mencegat dari saluran / parit.
  • Tidak menggunakan areal produktif.
  • Dapat mengairi lahan cukup luas, karena dibangun berseri (cascade series) di seluruh DAS.
  • Dapat menurunkan kecepatan aliran permukaan, sehingga dapat mengurangi erosi permukaan (tanah lapisan atas yang subur), dan sedimentasi.
  • Terdapat kesempatan (waktu dan volume) meresap / menyimpan air ke dalam tubuh tanah (recharging) di seluruh DAS, sehingga mengurangi risiko kekeringan pada musim kemarau.
  • Biaya pembuatan relatif lebih murah.

Fungsi Dam Parit

Pada prinsipnya teknologi ini bertujuan dan berfungsi untuk:
Menurunkan debit puncak, yaitu debit yang paling tinggi yang terjadi pada aliran tersebut. Biasanya pada musim penghujan debit air pada suatu parit / saluran sangat tinggi sehingga dapat menimbulkan banjir dan tanah longsor serta erosi dengan membawa serta lapisan tanah atas yang subur. Dengan dibangunnya dam parit yang memotong aliran, itu akan mengurangi kecepatan aliran parit.

Memperpanjang waktu respon, yaitu memperpanjang selang waktu antara saat curah hujan maksimum dengan debit maksimumnya. Dengan lamanya air tertahan dalam DAS, maka sebagian air akan meresap kedalam tanah untuk mebiuisi (recharge)cadangan air tanah dan sebagian air dapat dialirkan ke l;ahan yang membutuhkan air / lahan yang tidak pernah mendapat air irigasi melalui parit-parit. Pada parit-parit itu pun selanjutnya juga dibuat dam / bendung lagi. Demikian seterusnya, sehingga luas lahan yang dapat dialiri dapat dimaksimalkan.

No comments :