Pratinjau

12 Dec 2012

bendungan bawah tanah(informatif)


Ahli Geologi dari Institut Teknologi Bandung Ir. Lambok Maringan Hutasoit, M.Sc. Ph.D. menilai langkah pemerintah membuat banjir kanal barat dan timur kurang tepat. Menurutnya, pembuatan bendungan air bawah tanah (underground reservoir) justru lebih efektif.

“Masalah air bukan soal banjir semata, tapi juga persediaan air kemarau. Jangan sampai ketika musim hujan kita kebanjiran tapi di musim kemarau kita kekurangan. Inilah kelebihan underground reservoir, air bisa disimpan lalu pada musim kemarau bisa diambil,” katanya usai menghadiri Lunchleon Talk HAGI di Hotel Kartika Chandra, Jakarta, Rabu (21/02).

Ia menambahkan, bendungan bawah tanah bahkan lebih efektif dari danau atau situ. “Kalau danau airnya, kan, menguap. Tapi disini air bisa disimpan,” ujarnya. Namun ia mengakui banyak kendala yang menjadi penghambat pembuatan bendungan bawah tanah ini, antara lain biayanya yang sangat mahal. Selain itu kondisi tanah Jakarta yang lunak.

“Kalau dilihat geologinya, tanah lunak itu dari Depok ke utara. Begitu ke selatan sudah muncul batu-batuan yang keras. Jadi kalau mau bikin bendungan bawah tanah itu diselatan,” katanya. Pembangunan bendungan bawah tanah di bagian selatan ini, menurutnya, bisa langsung memutus aliran air sehingga tidak mengalir ke utara (Jakarta). “Jadi sebelum dia menggenangi orang di Jakarta, bisa disimpan di sana,” tambahnya.

Kendala lainnya adalah persoalan tanah. Hingga kini belum ada kepastian soal apakah kepemilikan tanah itu termasuk bagian bawah tanah atau hanya sebatas permukaan tanah. Jadi, menurutnya, sebelum membuat bendungan bawah tanah, perlu juga dilakukan penegasan persoalan tanah ini melalui undang-undang.

Menurutnya usulan pembuatan bendungan bawah tanah ini pernah diajukan ke Pemda DKI. Namun hingga kini belum ada tanggapan.

Dwi Riyanto Agustiar
Sumber:
http://www.tempointeraktif.com/hg/nasional/2007/02/21/brk,20070221-93900,id.html

No comments :