Pratinjau

6 Nov 2013

peralatan yang diperlukan untuk memperbaiki pompa air (tips)

saat pompa air di rumah mengalami masalah, sebaiknya di coba untuk mereparasi mesin pompa itu sendiri. mungkin masalah pompa air nya sepele dan bisa di service sendiri.
berikut ini alat-alat yang sering digunakan untuk membantu memperbaiki pompa air:
yaitu:
  • solder dan timah, sebagai alat patri untuk menyambung kabel-kabel dan kaki-kaki kapasitor.
  • gunting, digunakan untuk merapihkan lilitan kawat tembaga.
  • palu kayu, digunakan untuk merapihkan lilitan kawat tembaga.
  • palu besi, digunakan untuk pemukul bagian-bagian dalam pompa yang akan dilepaskan.
  • tang kombinasi, digunakan untuk penjepit dan pemotong
  • tang moncong panjang, untuk mengambil komponen kecil dan sulit dijangkau.
  • kunci pas, digunakan untuk membuka baut-baut pengencang.
  • conter(hand shake elektrik wind thread macine), digunakan untuk menggulung dan menghitung lilitan kawat tembaga.
  • multitester, digunakan mengukur besarnya arus listrik
  • trekker, merupakan alat untuk mengukur diameter kawat
dan bahan pendukung lainnya.

ada baiknya tool tersebut dimiliki dan disimpan dengan rapih untuk berjaga-jaga saat mesin pompa atau mesin lainya rusak.

5 Nov 2013

privatisasi pengelolaan sumberdaya air (dampak positif dan negatif)

privatisasi pengelolaan sumberdaya air adalah transfer aset publik ke privat atau kebijakan peningkatan peran privat dalam pengelolaan sumberdaya air.
privatisasi air bagai sebuah pisau bermata dua. disatu sisi dia memiliki damapak positif, tetapi juga memiliki dampak negatif.
Dampak positif dari privatisasi pengelolaan sumberdaya air, adalah:

  • efisiensi dari sisi pengelolaan sumberdaya air
  • peningkatan kualitas air dan kebutuhan air bersih sehari-hari akan terjamin
  • penyediaan modal besar oleh investor membantu pembangunan sarana dan prasarana ekonomi 
  • menjamin askes yang adil dan merata pada sumberdaya air itu sendiri
adapun dampak-dampak negatif dari privatiasi pengelolaan sumberdaya air, yaitu:
  • menutup akses masyarakat kelas bawah akan air bersih
  • tarif air akan menjadi mahal, karena perusahaan menempatkan keuntungan sebagai tujuan utama
  • ketergantungan yang tinggi terhadap investor sehingga menunjukan fenomena monpoli baru
  • investor akan lebih memilih untuk melayani wilayah-wilayah yang menguntungkan, dan mengabaikan wilayah yang tidak ekonomis
  • munculnya fenomena ancaman hilangnya hak-hak hidup masyarakat dalam mengakses air bersih, baik di hulu maupun di hilir.
  • menurut penelitian kelompok ekonomi miskin harus membayar dana lebih besar dibanding kelompok kaya untk memperoleh akses air bersih.
  • ketidakadilan penggunaan air bersih. manusia membutuhkan rata-rata 50 liter air per hari untuk kehidupannya; warga USA rata-rata menggunakan 250-300 liter air per hari sementara warga somalia hanya menggunakan 9 liter per hari
  • kaum kapitalis dan investor  semakin menjerat masyarakat.

masalah dalam pengelolaan sumberdaya air pada skala global

permasalahan sumberdaya air dalam skala global dikategorikan atas 3 permasalahan penting :

dari waktu kewaktu, sumberdaya air bersih makin berkurang akibat pertambahaan populasi dunia. air bersih juga terpolusi oleh kurang lebih 2 juta ton sampah setiap hari. polusi ini muncul dari sektor industri, rumah tangga, pertanian dan lainya. dimana produksi limbah cairnya mencapai 1.500 kilometer kubik. jika satu liter limbah cair mencemari delapan liter air bersih, maka setidaknya 12.000 kilometer kubik terpolusi di seluruh dunia. pengaruh perubahan cuaca dan iklim dunia terhadap sumber air diestimasikan menyebabkan kelangkaan air global hingga 20 persen.
ketiga masalah global tersebut, memicu munculnya krisis air global yang sudah masuk ke tahap genting.
satu dari 4(empat) orang di dunia kekeurangan air minum dan 1 (satu) dari 3(tiga) orang tidak mendapat sarana sanitasi yang baik. bahkan menjelang tahun 2025, sekitar 2.7 miliar orang atau sekitar sepertiga populasi dunia menghadapi kekurangan air dalam tingkat yang lebih parah. diprediksi pada tahun 2050, setidaknya enam miliar manusia akan mengalami kelangkaan air bersih tersebut.

masalah dalam pengelolaan sumberdaya air di Indonesia

beberapa permasalahan yang berkaitan dengan rendahnya pengelolaan sumberdaya air di indonesia antara lain:
  • adanya fragmentasi pengelolaan antar instansi pemerintah republik indonesia dan sulitnya koordinasi antar berbagai instansi dalam emngelola sumberdaya air
  • pengelolaan sumberdaya  air masih terbatas dan berorientasi hanya pada sisi penyediaan semata bukan sisi kebutuhan
  • borosnya pemakaian air untuk pertanian karena rendahnya efisiensi.
  • organisasi pengelolaan sumberdaya air masih tersentarlisasi di pusat walaupun suda otonomi sejak tahun 2000
  • rendahnya partisipasi masyarakatdalam mengeloala sumberdaya air
  • distribusi pelayanan air yang tidak merata, distribusi lebih banyak difokuskan untuk melayani legiatan komersil.
  • polusi air dikota-kota besar di indonesia sehingga sumberdaya air tercemar
  • ketidakmampuan pemerintah untuk memperluas jaringan irigasi bagi keperluan pertanian, singga terjadi penurunan produksi
  • berkurangnya ketersediaan air, baik air bersih maupun air baku akibat alih fungsi lahan.

konservasi sumberdaya air(sistem melingkar((circular system))

dengan meningkatnya tekanan jumlah penduduk terhadap sumberdaya yang terbatas, maka perlu dipikirkan sistem melingkar, bukan garis lurus. kota yang membuang polusinya kesaluran air dan menyebabkan masalah bagi orang lain, tidak bisa diterima lagi. sebliknya , air limbah yang telah diolah seharusnya dianggap sebagai sesuatu sumber bernilai yang bisa dipakai lagi(daur ulang).
kegiatan konservasi air meliputi kegiatan perlindungan dan pelestarian air, pengawetan air serta pengelolan kualitas air dan pengendalian pencemaran air. hal ini termuat dalam uu no. 7 tahun 2004 tentang sumber daya air pada bab 3 pasal 20, 21, dan 23. perlindungan dan pelesatrian sumber air ditujukan untuk melindungi dan melestarikan sumber air beserta lingkungan, keberadaan yang terhadap kerusakan atau gangguan yang disebabkan oleh alam dan tindakan perusakan oleh manusia
kegiatan yang berkatian dengan pelestarian sumberdaya air dan tangkapan melalui:

  • pemeliharaan kelangsungan fungsi resapan air dan daerah tangakapan air
  • pengendalian pemanfaatan sumber air
  • pengisian air pada sumber air
  • pengaturan sarana dan prasarana sanitasi
  • perlindungan sumber air dalam hubungannya dengan kegiatan pembangunan dan pemanfaatnya lahan sumber air
  • pengendaliaan pengelolaan tanah di daerah hulu
  • pengaturan daerah sempadan sumber air
  • rehabilitasi hutan dan lahan
  • pelestarian hutan lindung, kawasan suaka alam dan kawasan pelestarian alam

konservasi sumberdaya air ( ketahanan)

adalah penggunaan teknologi dan sistem yang selalu siap bekerja dengan sumberdaya yang dapat diperoleh dari lingkungan maysarakat yang dilayani, tanpa ketergantungan yang berlebih pada masukan dari luar. sumber daya ini tidak saja keuangan, melainkan juga mengelola sistem dan ketramplian yang diperlukan untuk merawat dan memperbaiki peralatan yang telah dipasang. ketahanan juga berati menggunakan sistem air minum dan sanitasi yang disenangi masyarakat dan juga peduli terhadap partisipasi masyarakat (dalam memilih teknologi yanag akan diterapkan dan dalam menentukan cara mengelolanya, demikian juga dalam perencanaan, konstruksi, manajemen dan operasi, serta pemeliharaan yang tepat).

konservasi sumberdaya air (konservasi)

kompasiana.com
konservasi berarti menggunakan air hanya secukupnya saja untuk memenuhi kebutuhan yang senyatanya, tanpa pemborosan. konservasi yang efektif biasanya meliputi suatu paket langkah pengendalian kebocoran, penggunaan peralatan untuk penghemataan air, tarif yang berdaya mencegah pemborosan, dan kampanye untuk mendorong konsumen lebih sadar terhadap akibat penggunaan air yang boros.

singkatan-istilah yang sering digunakan dalam bidang perairan

istilah-singatan dalam bidang perairan:

catchments area: daerah resapan air/tangkapan air
COD : chemical oxygen demand (kebutuhan oksigen kimiawi)
DAS : Daerah aliran sungai
DSAN : Dewan sumber daya nasional
Eurtophication : Rawa-rawa
FAO : Food and agricultural organization(organisasi PBB bidang makanan dan pertanian
flow : aliran
GN-HA : Gerakan Nasional Hemat air
Hmop : hydrological management and optimation model (manajemen hidrologi dan model optimasi
IWMI : international water management institut (lembaga pengelolaan air internasional)
MHA : masyarakat hemat air
Non-use values : kegunaan yang tidak dapat dinilai
NRA : National Rivers authority (otoritas nasional bidang sungai)
OFWAT : office of water service(kantor pelayanan bidang air)
O&P : operasi dan pemeliharaan
PAD : pendapatan asli daerah
PAM : perusahaan air minum
PDAM : perusahaan daerah air minum
PJT 2 : Pengelola jatiluhur teritorial 2
PLTA : pembangkit listrik tenaga air
polluter pay principle : prinsip pembuat polusi
P3K : perkumpulan petani pemakai air
pior appropriation water right: hak atas kepemilikan air melalui penemuan maupun kepemilikan secara turun -temurun
RTH : ruang terbuka hijau
RTRW : rencana tata ruang wilayah
Run off : air terbuang ke laut
safe domestic water : air yang sehat
SDA : sumber daya alam
stable run off : aliran air yang mantab(stabil)
use based allocation : alokasi air berbasis pasar
user-based : alokasi air berbasis pengguna
virtual water : air maya
water demand : kebutuhan air
water market : pasar air
water pricing : harga air
water poverty index : indeks kemiskinan air
water reservoir zone : perencanaan sumber daya air
water supply : ketersediaan air
water treatment : perlakuan terhadap air
water use right : hak pemanfaatan terhadap air
WHO : World Health organisasion (organisasi kesehatan dunia)

 Sumber: IPB press

kompetisi penggunaan air negara-negara di dunia pada Tahun 2001

dunia
kompetisi penggunaan air di dunia menunjukan penggunaan air untuk kategori rumah tangga di negara maju lebih besar dibandingkan dengan negara berkembang atau pun dunia. sebaliknya negara berkembang sangat tidak efisien dalam menggunakan air dalam keperluan pertaniannya.



penggunarumah tanggaindustripertanian
negara maju11%30%59%
negara berkembang8%10%82%
dunia8%22%70%