Pratinjau

1 Nov 2012

Manusia, Ilmu Pengetahuan, dan Teknologi bag II


B. PERKEMBANGAN IPTEK DALAM PEMBANGUNAN DAN LINGKUNGAN

Perkembangan IPTEK telah membawa kemajuan dan kemudahan serta perubahan pada kehidupan manusia. Berbagai manfaatnya dapat terasa pada era sekarang ini dimana semua perlahan beralih dari sesutau yang sederhana menjadi sesuatu yang lebih modern.

Pengembangan IPTEK dalam pertimbangan nilai etis dan religious

Mengembangkan nilai-nilai dan budaya iptek pada dasarnya adalah melakukan transformasi dari masyarakat berbudaya tradisional menjadi masyarakat yang berpikir analitis kritis dan berketerampilan iptek dengan tetap menjunjung/memelihara nilai-nilai agama, keimanan, dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, serta nilai-nilai luhur budaya bangsa

Manusia sebagai makhluk yang berakal budi tidak henti-hentinya mengembangkan pengetahuannya. Akibatnya teknologi berkembang sangat cepat dan tidak terbendung seperti tampak dalam teknologi persenjataan, computer informasi, kedokteran, biologi dan pangan. Kemajuan teknologi tersebut bila tidak disertai dengan nilai etika akan menghancurkan hidup manusia sendiri seperti terbukti dengan perang Irak, pemanasan global, daya tahan manusia yang semakin rendah, pemiskinan sebagian penduduk dunia, makin cepat habisnya sumber alam, rusaknya ekologi, dan ketidakadilan. Pertanyaan yang secara etis dan kritis harus diajukan adalah, apakah teknologi yang kita kembangkan sungguh demi kebahagiaan manusia secara menyeluruh? “Nilai kemanusiaan” sebagai salah satu nilai etika perlu ditaati dalam mengembangkan teknologi

Memasuki abad ke 21, berarti menapaki abad global. Akibat perkembangan tehnologi informasi dan transportasi, dunia Inteernasional pada abad ini mengalami sebuah perubahan besar, yang dikenal dengan era global. Dalam era demikian, situasi dunia menjadi amat transparan, jendela internasional, terdapat hampir disetiap rumah. Apa yang terjadi dsalah satu sudut bumi dalam waktu singkat dapat ditangkap dari beerbagai belahan dunia, pintu gerbang antar Negara semakin teerbuka, sekat sekat budaya semakin hilang dan ujung ujungnya akan terbentuk apa yang disebut Jhon Neisbitt sebagai Gaya Hidup Global.

Abad ini ditandai dengan kemajuan sains dan teknologi yang sangat pesat. Kemajuan itu terutama dipacu oleh kemajuan teknologi computer dan informasi sehingga zaman ini sering disebut era revolusi baru yaitu revolusi informasi.Produk dari kemajuan sains dan teknologi kian canggih dan bermutu. Hampir dalam semua bidang kehidupan kita dapat menikmati produk teknologi modern mulai dari peralatan rumah tangga sampai dengan peralatan industri yang besar. Dengan semua kemajuan itu hidup manusia dipermudah, diperlancar, dan lebih sejahtera. Tetapi di sisi yang lain, kita melihat bahwa berbagai kemajuan tersebut juga membawa dampak negatif bagi kehidupan manusia seperti lingkungan hidup yang tidak nyaman, ketidakadilan dan bahkan penghancuran kelompok manusia.

Secara umum, etika menuntut kejujuran dan dalam iptek ini berarti kejujuran ilmiah (scientific honesty). Mengubah, menambah, dan mengurangi data demi kepentingan tertentu termasuk dalam ketidakjujuran ilmiah. Mengubah dan menambah data dengan rekaan sendiri dapat dimaksudkan agar kurvanya memperlihatkan kecenderungan yang diinginkan. Mungkin penelitinya sendiri yang menginginkan agar hasil penelitiannya sesuai dengan teori yang sudah mapan. Mungkin penaja (sponsor) peneliti itu yang ingin menonjolkan citra produk industrinya. Mereka-reka data semacam itu merupakan the sin of commission. Sebaliknya membuang sebagian data yang “memperburuk” hasil penelitian adalah the sin commission. Penghapusan data yagn “jelek” itu mungkin dimaksudkan oleh penelitinya agar analisis datanya memperlihatkan keterandalan (realibility) yang lebih baik. Lebih jahat lagi kalau dosa komisi itu dilakukan untuk menyembunyikan efek samping yang negatif dari produk yang diteliti. Ketidakjujuran ilmiah semacam ini pernah dilakukan peneliti yang ditaja pabrik penyedap rasa (monosodium glutamate) di Thailand.

Kalau data yang dibuang itu dinilai sebagai penyimpangan dari kelompok yang sedang diteliti, dan karenanya harus ikut diolah, kejujuran ilmiah menuntut penjelasan tentang penghapusannya. Perlu juga disebutkan patokan yang dipakai untuk menentukan ambang nilai data yang harus ikut dianalisis, misalnya patokan Chauvenet.

Sekarang umat manusia menghadapi masalah-masalah yang sangat serius, yang menyangkut teknologi dan dampaknya pada lingkungan. Kenyataan ini memunculkan pertanyaan-pertanyaan yang mendasar tentang etika:

a. Norma-norma etika (dan agama) yang seperti apakah yang harus kita patuhi dalam penelitian di bidang bioteknologi, fisika nuklir dan zarah keunsuran, serta astronomi dan astrofisika?

b. Dalam penelitian kedokteran dan genetika, apakah arti kehidupan?

c. Dalam penelitian dampak teknologi terhadap lingkungan, bagaimana seharusnya hubungan manusia dengan alam, baik yang nirnyawa(the inanimate world) maupun yang bernyawa.

d. Apakah masyarakat yang baik itu, dan dapatkah dikembangkan pengertian yang universal tentang kebaikan bersama yang melampaui individualisme, nasionalisme, dan bahkan antroposentrisme?

Dalam bioteknologi (termasuk rekayasa genetika) dan kedokteran, pertanyaan tentang arti, mulai dan berakhirnya kehidupan sangat penad (relevant). Apakah orang yang berada dalam keadaan koma dan fungsi faal serta metabolismenya harus dipertahankan dengan alat-alat kedokteran elektronik dalam jangka panjang yang tidak tertentu masih mempunyai kehidupan yang berarti ? Tak bolehkah ia minta (misalnya sebelum terlelap dalam keadaan seperti itu), atau diberi, euthanasia berdasarkan informed consent dari keluarganya yang paling dekat? Ini mengacu ke arti dan berakhirnya kehidupan. Mulainya kehidupan, penting untuk diketahui atau ditetapkan (dengan pertimbangan ilmu dan agama) untuk menentukan etis dan tidaknyamenstrual regulation (“MR”) dan aborsi, terutama dalam hal indikasi medis dari risiko bagi ovum yang telah dibuahi dan terlebih-lebih lagi bagi ibunya, kurang meyakinkan.

Bioteknologi/rekayasa genetika mungkin hanya boleh dianggap etis jika tingkat kegagalannya yang mematikan embrio relative rendah dan – bila menyangkut manusia – hanya mengarah keeugenika negatif. Tanaman dan organisme harus disikapi dengan hati-hati, baik dari segi perkembangan jangka panjangnya yang secara antropo sentries mungkin membahayakan kehidupan kita, maupun dari segi pengaturannya dalam tata hukum dan ekonomi internasional yang biasanya lebih menguntungkan negara-negara maju. Etiskah untuk mematenkan organisme dan tanaman yang telah diubah secara genetic (genetically modified)? Adilkah itu dan apakah itu tidak mengancam kelestarian plasma nutfah? Keadilan yang dimaksudkan di sini adalah keadilan agihan (distributive justice). Pengagihannya bukan hanya secara spatial, tetapi juga secara temporal. Dimensi spatiotemporal dari keadilan distributive ini tersirat dalam pengertian tentang “pembangunan yang terlanjutkan” (sustainable development) menurut Gro Harlem Brundtland.

Keseimbangan IPTEK dalam pembangunan dan lingkungan

IPTEK dalam kehidupan manusia memanglah telah mebawa perubahan yang sangat besar. Karenanya kini semua dapat terfasilitasi dengan lebih mudah dan modern. Namun walau pengaplikasiannya mendatangkan kemajuan bagi kehidupan masyarakat tetap saja harus memperhatikan segala entitas yang ada dalm lingkungan diluarnya. Pengaplikasian IPTEK harus sesuai dengan aturan yang ada dan memperhatikan segala dampak buruk yang dapat ditimbulkan bagi manusia sebagai pengaplikasinya ataupun dengan lingkungan sebagai area pengaplikasianya. Semua harus berjalan dengan seimbang. Kemajuan IPTEK harus tetap diimbangi dengan pemeliharaan keseimbangan dan kelestarian lingkungan. Jangan sampai kemajuan yang dihasilkan mengakibatkan keburukan bagi lingkungan. Sesungguhnya pengembangan IPTEK yang menghasilkan kemajuan jika dibarengi dengan pemanfaatannya bagi peningkatan kelestarian dan pemeliharaan lingkungan akan lebih membawa kemaslahatan bagi kemajuan kehidupan bangsa sehingga pembangunan yang terencana pun dapat terealisasi dengan lebih baik dan sempurna.

Pengembangan IPTEK dalam pembangunan Indonesia sehingga menumbuhkan kreativitas, invention, discovery dan rekayasa

Bila dikaji dari aspek substansi pengembangan kemampuan Iptekpun telah menunjukkan berbagai perkembangan yang berarti dalam upaya peningkatan kesejahteraan dan taraf hidup rakyat, antara lain:

Pertama kegiatan pengembangan iptek di bidang kebutuhan dasar manusia yang meliputi bidang kesehatan, pertanian, pangan dan gizi, permukiman dan perumahan, serta pendidikan telah memberikan sumbangan besar bagi tercapainya swasembada beras, perbaikan gizi masyarakat, peningkatan derajat kesehatan masyarakat, serta peningkatan kecerdasan kehidupan masyarakat.

Kegiatan iptek di bidang pertanian telah berhasil melepas 98 varietas unggul padi, yang meliputi 70 varietas unggul padi sawah, 9 varietas padi pasang surut, dan 19 varietas padi gogo, serta 79 varietas unggul palawija. Kegiatan iptek di bidang tanaman horti kultura telah menghasilkan 17 varietas unggul. Kegiatan penelitian di bidang kesehatan dan gizi dalam rangka penanggulangan kebutaan terhadap anak-anak karena kekurangan vitamin A, berhasil digunakan sebagai contoh untuk diterapkan pada negara berkembang lainnya.

Kedua kegiatan pengembangan iptek dalam sumber daya alam dan energi menghasilkan data dan informasi yang bermanfaat untuk pelestarian fungsi dan kemampuan lingkungan hidup dan sumber daya alam. Melalui kegiatan survei dan pemetaan telah dihasilkan 2.546 peta dasar rupa bumi, 973 peta dasar radar, dan 380 peta toto dalam berbagai skala. Dalam upaya mengendalikan pencemaran lingkungan, telah dikembangkan lasilitas pengolahan limbah, penguasaan teknologi bersih lingkungan, dan pengembangan proses daur ulang. Dalam upaya melestarikan keanekaragaman hayati, telah ditangkarkan beberapa fauna langka, inventarisasi hutan dengan menggunakan citra satelit ataupun foto udara, dan peningkatan koleksi tanaman di kebun raya.

Ketiga, kegiatan pengembangan iptek di bidang industri, khususnya industri pesawat terbang, melalui alih teknologi telah mencapai tahap integrasi teknologi dan sedang menuju ke tahap berikutnya dari transformasi teknologi, yaitu pengembangan teknologi baru untuk menghasilkan produk baru. Hal itu ditunjukkan dengan kemampuan mengembangkan dan memproduksi pesawat CN 235, dan sedang dirancangnya pesawat terbang N 250 yang merupakan upaya mencapai tahap transformasi teknologi ketiga.

Untuk industri maritim dan perkapalan telah mampu mendesain kapal ikan Mina Jaya 15, 20, 30 DWT yang sesuai dengan kondisi perairan Indonesia, kapal Maruta Jaya 2.050 DWT, Caraka Jaya 1.000-3.600 DWT. Dalam bidang industri transportasi darat, industri kereta api, telah diekspor 150 gerbong kereta api, menguji komponen prototipe kereta rel listrik, girder jalan layang Sosro Bahu, dan bantalan rel yang terbuat dari beton.

Keempat industri telekomunikasi dan elektronika telah mampu memproduksi komponen transistor frekuensi tinggi untuk penguat daya transistor dan komponen semikonduktor untuk keperluan avionik, pemancar radio dan televisi untuk daerah terpencil, serta dikembangkannya komunikasi telepon yang menggunakan frequency division multiplexing (FDM). Sebagian dari produk tersebut di atas telah pula diekspor. Selain itu, telah berhasil diproduksi perangkat stasiun bumi kecil, stasiun pemancar televisi serta penerapan metode elemen hingga (MEH) dalam bentuk perangkat lunak. Adapun di bidang penerapan sistem kontrol otomatik telah dihasilkan beberapa prototipe robot untuk keperluan industri.

Kelima dalam industri energi telah berhasil dibuat desain turbin uap batu bara untuk pembangkit listrik dengan kekuatan 50 kilowatt, model pemanfaatan energi matahari untuk pembangkit tenaga listrik, penggerak pompa irigasi, dan pengolah air laut menjadi air tawar. Di samping itu, juga berhasil dikembangkan pemanfaatan batu bara sebagai kokas dan sebagai karbon aktif. Selain itu, telah berhasil diterapkan hasil studi mengenai Enhanced Oil Recovery (EOR) di beberapa ladang minyak. Juga berhasil ditingkatkan keandalan saluran interkoneksi dan dikembangkan pembuatan briket gambut untuk keramik.

Dalam rangka meningkatkan kemampuan di bidang pertahanan keamanan negara, telah dilakukan berbagai pengkajian, penelitian, dan pengembangan yang bertujuan meningkatkan keandalan dan efisiensi pengoperasian dan pemeliharaan peralatan utama sistem senjata ABRI. Kerja sama antara lembaga penelitian dan pengembangan hankam dengan lembaga penelitian pemerintah, perguruan tinggi dan industri strategis telah dirintis dalam rangka perumusan persyaratan teknis/operasional sistem senjata, pengembangan beberapa peralatan/sistem senjata, serta penerapan beberapa jenis teknologi, seperti teknologi inderaja, teknologi material, dan teknologi perangkat lunak.

Pengembangan kemampuan iptek di bidang sosial budaya, falsafah, ekonomi, hukum, dan perundang-undangan yang dilakukan oleh lembaga penelitian pemerintah, masyarakat, dan swasta telah melahirkan pemikiran baru dan membuka cakrawala baru di bidang sosial budaya dan dalam pelaksanaan manajemen pembangunan. Pemikiran dan perubahan baru di berbagai bidang itu juga merupakan perpaduan dari hasil penelitian dan pendidikan. Berbagai hasil penelitian dan karya tulis yang mendorong cara pikir dan cara pandang iptek itu telah mendorong masyarakat memiliki perhatian saksama dalam memanfaatkan, mengembangkan, dan menguasai iptek.

Kemajuan IPTEK sangat berperan dalam peningkatan mutu bangsa dalam berbagai bidanga baik bidak ekonomi, social, pertahanan keamanan dan sebagainya.

Peran IPTEK Dalam Bidang Ekonomi

Ekonomi adalah kebutuhan manusia, maka sipa yang dapat menguasai perekonomian, dialah yang memegang kekuasaan. Pada saat mata pencaharian utama manusia masih menyangkut soal tanah, kaum feodallah yang memegang kekuasaan. Sedangkan ketika industri memegang peranan penting dalam ekonomi maka kaum kapitalislah yang memegang peranan utama dalam penyediaan segala kebutuhan manusia. Sekarang kaum kapitalis industrialis telah banyak mengembangkan usahanya hingga melampaui batas negaranya yang disebut Multi National Corporation ( MNC ). Kadang – kadang perusahaan perusahaan multinasional ini di negara – negara berkembang ikut serta menentukan politik pemerintahan. Perusahaan besar semacam itu tidak mungkin berkembang tanpa dukungan teknologi

Walaupun sebagian penduduk dunia masih hidup di bawah garis kemiskinan namun sebagian besar sudah dapat merasakan manfaat dipergunakannya teknologi modern, karena kebutuhan hidupnya dapat dengan mudah diperoleh dengan harga yang relative lebih murah. Cara pembayarannya pun dapat dilakukan dengan tunai atau kredit.

Peran IPTEK Dalam Bidang Sosial

Dengan berkembangnya industri dan kegiatan ekonomi, maka memungkinkan orang hidup dalam lapangan pekerjaan tersebut. Hal tersebut dapat dilihat dari angka – angka yang menunjukan bahwa pekerja di pabrik atau perusahaan terus meningkat sedangkan bekerja di sector pertanian makin menurun.

Nilai social juga berubah. Pada masa lalu orang merasa bahwa menjadi pegawai negeri dinilai lebih tinggi status sosialnya dibandingkan para pedagang atau pengusaha. Sekarang menjadi pengusaha atau karyawan pabrik dianggap sebagai tenaga professional yang mempunyai nilai status yang tinggi.

Makin berkembangnya teknologi menyebabkan industri memproduksi barang secara missal juga meningkat. Tetapi sering kali juga dimanfaatkan untuk kepentingan yang negatif seperti peniruan atau pemalsusan merek dagang dan sebagainnya. Kian majunya masyarakat yang dibarengi dengan peningkatan jumlah penduduk, menyebabkan manusia sering kehilangan nilai etisnya dan mudah melakukan tindakan yang tercela dan melanggar hukum.

peran IPTEK Dalam Bidang Budaya

Budaya dapat berwujud tiga hal, yaitu idea tau gagasan, tingkah laku atau tindakan dan benda atau barang yang dihasilkan oleh manusia. Jadi budaya mempunyai pengertian yang luas.

Seperti telah diuraikan di atas, teknologi dan industri mempunyai dampak positif dan negatif. Karena itu hendaknya teknologi secara efektif mampu memerangi kemiskinan, keterbelakangan dan menjamin kemajuan bagi bangsa manusia. Manusia juga perlu sadar bahwa orang menciptakan sesuatu bukan untuk menghancurkan, melainkan untuk kesejahteraan umat.

Peran Iptek Dalam Mendukung Pertahanan Negara

Implementasi dalam pelaksanaan pertahanan negara tidak terlepas dari aspek ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek). Kemajuan teknologi tetap merupakan kebutuhan yang sangat mendasar bagi pertahanan negara. Untuk mencapai kemajuan tersebut perlu adanya suatu pemantauan secara berkelanjutan terhadap perkembangan teknologi pertahanan dari seluruh dunia dan meningkatkan kemampuan teknologi pertahanan sesuai dengan tuntutan kebutuhan yang ada. Salah satu kebutuhan yang harus dipenuhi adalah adanya tuntutan untuk selalu meningkatkan bargaining power di segala bidang dalam era globalisasi ini karena negara-negara yang tidak menguasai atau bahkan tidak menerapkan kemajuan teknologi, akan tertindas dan terdikte oleh negara lain yang lebih menguasai teknologi. Untuk mengurangi ketergantungan terhadap pihak luar dalam teknologi pertahanan maka diperlukan suatu penanganan yang serius terhadap kemajuan teknologi tersebut dan dihadapkan pada keberagaman teknologi yang telah berkembang, diperlukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang dapat expert dan profesional di bidang Iptek sehingga dapat meningkatkan kinerja sesuai kepentingan pertahanan saat ini dan yang akan datang

Pertahanan negara pada hakekatnya merupakan upaya untuk mengatasi ancaman yang berasal dari dalam maupun luar negeri, dengan kata lain yakni untuk melindungi kepentingan nasional dan mendukung pencapaian pembangunan nasional. Ilmu pengetahuan dan teknologi untuk mendukung kepentingan pertahanan negara diartikan sebagai penerapan berbagai disiplin ilmu pengetahuan untuk menghasilkan produk teknologi yang berupa barang atau alat peralatan untuk mendukung kemampuan dan penyiapan kekuatan pertahanan negara.

Dilihat dari perspektif pembangunan nasional yang mensyaratkan adanya keseimbangan yang harmonis antara aspek security dan prosperity nasional, maka dukungan Iptek dalam upaya pertahanan negara mutlak diperluaskan, dapat diartikan bahwa Iptek merupakan faktor pengganda kekuatan (force multiplier) kaitannya dengan peningkatan aspek-aspek antara lain efektifitas sista, mobilitas dan sebagainya. Walau sampai saat ini belum sampai pada tahap pembuatan sista secara mandiri, namun dalam rangka mewujudkan kesiapan operasional sista yang dimiliki memerlukan penguasaan Iptek. Secara makro dapat dikemukakan bahwa peran Iptek yang menonjol dalam pembangunan pertahanan nasional antara lain adalah dapat memacu terwujudnya kemampuan dalam memenuhi kebutuhan peralatan pertahanan secara mandiri, khususnya dukungan tersedianya alat peralatan pertahanan secara berkesinambungan suku cadang dan pemeliharaan.

Teknologi Pertahanan Negara Maju

Beberapa negara maju telah mengelompokkan atau merumuskan teknologi yang terkait untuk kepentingan pertahanan diantaranya adalah United State. Departemen Pertahanan Amerika mengelompokan teknologi yang terkait dengan pertahanan (Military Critical Technologies) sebagai berikut :

a. Aeronautics systems technology, meliputi : Aircraft, fixed wing; Gas turbine engines; Human (crew) system interfaces. Teknologi yang mendukung adalah : Manufacturing & fabrication; Electronic systems; Information systems; Sensors & lasers; Power systems; Materials; Missiles. Negara yang menguasai teknologi tersebut adalah US, United Kingdom, Germany dan France.

b. Armaments and Energetic Materials Technology, meliputi : Ammunition, small and medium caliber; Boms, warheads, and large caliber projectiles; Energetic materials; safing, arming, fuzing, and firing; Gun and artillery systems; Mines, countermines, and demolition systems. Teknologi yang mendukung adalah : Manufacturing fabrication; Guidance, navigation & vehicle control; Information Systems; Sensors & lasers; Materials. Negara yang menguasai teknologi tersebut adalah US, United Kingdom, Russia, Germany, danFrance, diikuti oleh Sweden dan China.

c. Chemical and Biological Systems Technology, meliputi : Chemical and biological defense systems; Detection, warning, and identification. Teknologi yang mendukung adalah : Biotectology; Manufacturing; information systems; Sensors. Negara yang menguasai teknologi tersebut adalah US, United Kingdom, Russia, Sweden, Japan, Israel, Germany, France, Canada, diikuti oleh Switzerland, Czech republic, Netherland, dan China.

Dari referensi diatas, dapat kita ambil sebagai bahan komparatif untuk penerapan teknologi pertahanan di negara Indonesia. Namun perlu mempertimbangkan faktor-faktor seperti kondisi, kebutuhan, dan kemampuan Indonesia saat ini dan yang akan datang serta strategi pertahanan yang akan diimplementasikan. Untuk merumuskan dan menentukan teknologi pertahanan juga sangat terkait dengan filosofi dan visi negara kita bagaimana. Seperti Amerika yang mempunyai visi negaranya sebagai “Polisi dunia”, Singapura visinya “mempertahanankan kekuatan di udara”, maka strategi negaranya juga sangat berbeda dengan negara-negara lainnya. Hal ini sangat berpengaruh terhadap penentuan teknologi apa yang akan berperan dibutuhkan untuk pertahanan negaranya.

SDM (Human Resource) adalah bagian dari manusia yang memiliki potensi untukdikembangkan sebagai sumber daya. Sedangkan tenaga ahli (expert) adalah bagian dari tenaga kerja yang sudah lebih ditingkatkan lagi ketrampilan dan kemahirannya dalam bidang pekerjaan masing-masing. SDM profesional dan expert untuk kepentingan pertahanan ini dipersiapkan sejak dini secara terus menerus untuk menjamin keberlanjutannya kebutuhan pertahanan negara utamanya menjamin keutuhan wilayah kedaulatan NKRI.

Untuk menentukan kemampuan apa yang dibutuhkan oleh SDM yang profesional di bidang Iptek dirumuskan dengan mengacu pada upaya pertahanan negara dan Iptek pertahanan. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang terkait dengan pertahanan sesuai analisis dengan merefer uraian teknologi diatas secara garis besarnya berfokus pada teknologi : Manufacturing & fabrication; Information systems; Electronic systems; Materials; Sensors & lasers; Guidance, navigation & vehicle control; Biotechnology; Power systems; Instrumentation; Propulsion systems, Vetronics, Aeronautics, Chemical & biological systems, Signature reduction, Computer dan simulation. Ilmu pengetahuan tersebut diatas perlu dikembangkan dari mulai pendidikan setaraf Sekolah Menengah Atas, sampai dengan perguruan tinggi maupun sekolah tinggi kejuruan. Untuk menghasilkan SDM yang expert tidak bisa dilakukan dalam waktu yang singkat, perlu pelatihan dan penempatan pekerjaan sesuai dengan disiplin ilmu tersebut agar pengkaderan dan profesionalisme dapat dikembangkan. Di Indonesia nampaknya hal demikian belum teraktualisasikan dengan baik, masih perlu “good will” dari para pucuk pimpinan dalam menempatkan SDM yang sesuai bidangnya.

Sistem keamanan yang didukung oleh penguasaan iptek yang memadai dapat meningkatkandaya tangkal secara efektif untuk mempertahankan bangsa dan negara dari berbagai ancaman keamanan baik yang bersifat tradisional maupun non tradisional.

Masalah Teknologi Maju di Negara Berkembang

Pada era pembangunan sekarang ini, masyarakat Indonesia sudah terlibat dalam sentuhan teknologi maju, dan bahkan telah sampai ke desa – desa. Teknologi maju membawa juga semacam gaya hidup yang senang dan mewah.

Makin majunya teknologi tersebut makin melahirkan sifat yang menyenangkan dan mewah, dan juga seringkali makin mahal. Karena memang sudah mendorong lahirnya pola hidup mewah di kalangan berada terutama di kota – kota besar.

Persentuhan masyarakat Indonesia dengan kemajuan teknologi nampaknya menciptakan hasil yang bersegi dua. Di satu pihak membawa gaya hidup yang serba menyenangkan. Tetapi di lain pihak membawa juga problem social yang gawat yaitu mempertajam jurang pemisah antara lapisan kaya dan lapisan miskin di kalangan masyarakat, serta seringkali juga mempermudah terjadinya benacan – bencana bagi kehidupan manusia itu sendiri. Penggunaan teknologi maju di sector modern di negara berkembang seperti Indonesia kadang – kadang tidak dapat dihindarkan jika memang lebih efisien daripada teknologi lainnya. Namun dalam menentukan teknologi yang akan digunakan sangat diperlukan pendekatan selektif yang ,menghindarkan penggunaan teknologi maju secara luas tanpa pertimbangan mengenai keuntungan atau manfaat bagi masyarakat.

Perlu diketahui bahwa teknologi maju dikembangkan sesuai dengan keadaan dan lingkungan khas di negara – negara maju, yang dalam hal tersebut amat berbeda dengan keadaan dan lingkungan negara berkembang, namun kurang diketahui perbedaan apa yang menyebabkan kesulutan dalam pengalihan teknologi maju di negara – negara berkembang.

a. Dalam bidang organisasi, perbedaan utama antara negara – negara maju dan negara – negara berkembang adalah skala produksi dari unit produksi di negara erkembang. Skala produksi yang besar sering diperlukan dalam penggunaan teknologi maju dan menghasilkan “ Economic of Scal “, yaitu penurunan dalam biaya satuan makin besar skal produksi. Lagipula, unit produksi yang besar itu memerlukan teknik pengolahan yang maju pada umumnya langka skala di negara berkembang.

b. Dalam bidang teknik, penggunaan teknologi maju oleh negara-negara berkembang memerlukan masukan barang – barang dan jasa – jasa yang perlu diimport dari negara maju, karena tidak tersedia atau belum dapat dihasilkan oleh negara berkembang.

c. Dalam bidang ekonomi, penggunaan teknologi maju di negara berkembang teritama mempengaruhi kesempatan kerja yang tersedia. Hal tersebut disebabkan oleh perbedaan pokok antara negara maju dan negara berkembang, yaitu tingkat pendapatan per kapita yang rendah di negara berkembang yang menyebabkan perlu tingkat tabungan per kapita yang rendah di negara berkemabang.

Karena sumber pembiayaan invesatasi adalah tabungan, maka dengan sendirinya tabungan per kapita yang rendah akan berarti tingkat biaya per kapita yang rendah yang tersedia sebagai invesatasi. Kesulitan yang timbul dalam pengalihan teknologi maju ke negara berkembang di sebabkan oleh karena teknologi maju tersebut dikembangkan di negara maju yang mampu untuk menunjang tingkat invesatasi per kapita yang tinggi.

Teknologi ini umumnya dicirikan oleh perbandingan modal tenaga kerja yang tinggi. Oleh karena itu jika teknologi maju digunakan juga di negara berkembang, maka hal tersebut akan berarti persediaan tabungan yang relative terbatas jumlahnya akan terpaksa dipusatkan pada kelompok kerja yang menggunakan teknologi maju. Tetapi dengan demikian tidak akan tersedia cukup dana tabungan lagi untuk mempekerjakan seluruh tenaga kerja di sector lain yang tidak memerlukan teknologi maju. Dengan demikian maka penggunaan teknologi maju yang kurang selektis dapat mempersulit penanggulangan masalah pengangguran dan setengah pengangguran yang umum terdapat di negara berkembang, termasuk Indonesia. Suatu konsekuensi lain dari pengalihan teknologi maju ke negara berkembang yang belum mempunyai kemampuan sendiri untuk mengembangkan teknologi yang tepat guna dengan lingkungan dan kebutuhan negara tersebut adalah ketergantungan teknologi pada negara maju. Hal tersebut disebabkan oleh karena negara maju memang dapat menjual teknologi maju kepada negara berkembang, namun bukan pengetahuannya atau kemampuan untuk mengembangkan teknologi tersebut. Tetapi karena teknologi di negara maju berkembang terus, maka ketergantungan teknologi negara berkembang menjadi semakin besar, oleh karena negara berkembang dapat membeli teknologi maju dari negara maju, tetapi tidak dapat membeli pengetahuan yang diperlukan untuk menghasilkan teknologi maju tersebut.

Peran IPTEK Dalam Lingkungan

IPTEK memegang peranan penting bagi negara-negara berkembang dalam proses peningkatan standar hidup, kesejahteraan, dan melindungi sumber daya alam dan keanekaragaman hayati. Negara-negara berkembang menghadapi berbagai tantangan jangka pendek dan jangka panjang. Perubahan penggunaan lahan melalui penggundulan hutan dan perubahan lahan pertanian akibat aktivitas sosio-ekonomi di daerah tangkapan air di hulu, telah menyebabkan terjadinya berbagai kerusakan lingkungan dan infrastruktur akibat bencana yang ditimbulkannya. Kerusakan lingkungan di daerah tangkapan air, menyebabkan kelangkaan air bersih di berbagai negara, selain bencana banjir ketika musim penghujan

Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan mahluk hidup (termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya) yang mempengaruhi peri-kehidupan dan kesejahteraan manusia serta mahluk hidup lainnya. Oleh karena itu kelestarian dan keseimbangan alam perlu dipertahankan agar senantiasa memberikan daya dukung bagi kehidupan manusia ke taraf hidup yang lebih baik.

Namun yang terjadi kini malah sebaliknya, Dominasi manusia terhadap lingkungan seringkaliberdampak buruk. Pembangunan dan penguasaan iptek dalam mengeksplorasi alam untuk peningkatan ekonomi seringkali melampaui batas dan sering kali mengabaikan kondisi lingkungan itu sendiri. Padahal kemampuan sumber daya dan kemampuan alam untuk mengeliminasi Zat pencemar adalah terbatas. Apalagi saat ini, krisis yang melanda negeri ini menyebabkan kehidupan lebih memburuk.

Belum optimalnya peran iptek dalam mengatasi degradasi fungsi lingkungan hidup. Kemajuan iptek berakibat pula pada munculnya permasalahan lingkungan. Hal tersebut antara lain disebabkan oleh belum berkembangnya sistem manajemen dan teknologi pelestarian fungsi lingkungan hidup. Sistem tersebut akan mendorong pengembangan dan pemanfaatan iptek yang bernilai ekonomis, ramah lingkungan dan mempertimbangkan nilai-nilai sosial budaya masyarakat setempat.

Sektor lingkungan hidup merupakan isu penting di dunia saat ini. Secara garis besar, pemanfaatan iptek harus senantiasa mempertimbangkan usur lingkungan hidup. Artinya, pemanfaatannya harus sejauh mungkin ramah lingkungan. Komitmen pemerintah terhadap lingkungan hidup juga sudah lumayan tinggi. Salah satu buktinya, sudah ada Kementerian Negara Lingkungtan Hidup yang khusus mengurusi hal itu pada pemerintahan yang ada saat ini.

Peran IPTEK Untuk Meningkatkan Kesejahteraan

Tuntutan terhadap pengembangan Ilmu Pengetahuan dan teknologi (IPTEK) saat ini semakin mengemuka. IPTEK dituntut mampu mencari berbagai alternative pemecahan masalah yang ada ditengah-tengah masyarakat dengan mengembangkan perilaku kritis, obyektif, dan rasional sehingga bisa mengetahui kebutuhan riil yang dirasakan oleh masyarakat secara langsung.

IPTEK bukanlah suatu system tersendiri yang hanya berada diruang penelitian dan laboratorium dalam sebuah menara gading yang terpisah dari masyarakat sekitarnya. Pada akhirnya, IPTEK harus mampu menjadi suluh penerang dan pedoman bagi seluruh warga masyarakat untuk bisa membawanya ke Indonesia yang gemilang. Dengan memperhatikan perkembangan dan kemajuan zaman dengan sendirinya pemanfaatan dan penguasaan IPTEK mutlak diperlukan untuk mencapai kesejahteraan bangsa.

Peran iptek dalam membangun peradaban suatu bangsa telah lama diakui secara universal, pengalaman berbagai negara menunjukkan secara jelas bahwa iptek menduduki peran sentral bagi pertumbuhan dan bagi memperkokoh daya saing utama pada arena persaingan global.

Perubahan ke empat pasal 31 ayat 5 uud 1945, yang berbunyi “pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia”, perlu kita jabarkan dan terapkan dalam program pembangunan bangsa.

Tugas yang mulia ini tentunya bukan hanya tugas pemerintah saja tetapi merupakan tugas kita bersama melihat betapa pentingnya peran iptek dalam mewujudkan peradaban dan kesejahteraan bangsa, maka sudah selayaknya pengembangan dan pemanfaatannya dilakukan secara nasional, dalam arti merata di seluruh daerah. Salah satu modal dasar bagi pengembangan dan pemanfaatan iptek di tingkat daerah adalah regulasi kewenangan yang lebih bersifat otonomis. Sejak diberlakukannya uu no. 22 tahun 1999 tentang pemerintahan daerah yang memberikan otonomi lebih luas kepada daerah untuk mengurus dirinya sendiri. Serta diberlakukannya undang-undang nomor 18 tahun 2002 tentang sistem nasional penelitian, pengembangan, dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka inisiatif daerah untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi seharusnya juga semakin tinggi. Kedua undang-undang tersebut merupakan tuntunan bagi kita semua baik yang di pusat maupun di daerah dalam melaksanakan pembangunan nasional dibidang iptek kedua undang-undang tersebut juga mengamanatkan kepada kita agar kita mampu menumbuhkembangkan jaringan sistem, penelitian, pengembangan dan penerapan iptek Mulai dari tingkat nasional sampai daerah.

Sebagai contoh Peran IPTEK untuk meningkatkan kesejahteraan adalah sebagai berikut :

a. Penyediaan pangan

Perkembangan IPTEK dalam bidang pangan dimungkinkan karena adanya pendidikan, penelitian dan pengembangan di bidang pertanian terutama dalam peningkatan produktivitas melalui penerapan varitas unggul, pemupukan, pemberantasan hama dan penyakit, pola tanaman dan pengairan. Namun di sisi lain perkembangan tersebut berdampak fatal, misalkan saja penggunaan pestisida dalam pemberantasan hama ternyata dapat menyebabkan penyakit dalam tubuh manusia.

b. Penyediaan Sandang

• Pada awalnya bahan sandang dihasilkan dari serat alam seperti kapas, sutra, woll dan lain-lain

• Perkembangan teknologi matrial polimer menghasilkan berbagai serat sintetis sebagai bahan sandang seperti rayon, polyester, nilon, dakron, tetoron dan sebagainya

• Kulit sintetik juga dapat dibuat dari polimer termoplastik sebagai bahan sepatu, tas dan lain-lain

• Teknologi pewarnaan juga berkembang seperti penggunaan zat azo dan sebagainya.

c. Penyediaan Papan

• Teknologi papan bersangkut paut dengan penyediaan lahan dan bidang perencanaan seperti city planning, kota satelit, kawasan pemukiman dan sebagainya yang berkaitan dengan perkembangan penduduk

• Awalnya bahan pokok untuk papan adalah kayu selanjutnya dikembangkan teknologi matrial untuk mengatasi kekurangan kayu

• Untuk mengatasi kekurangan akan lahan dikembangkan teknologi gedung bertingkat, pembentukan pulau-pulau baru, bahkan tidak menutup kemungkinan pemukiman ruang angkasa.

d. Peningkatan Kesehatan

• Perkembangan Ilmu Kedokteran seperti : ilmu bedah dan lain-lain

• Penemuan alat-alat kedokteran seperti : stetoskup, USG, dan lain-lain

• Penemuan obat-obatan seperti anti biotik, vaksin dan lain-lain

• Penemuan radio aktif untuk mendeteksi penyakit secara tepat seperti tumor dan lain-lain

• Penelitian tentang kuman-kuman penyakit dan lain-lain.

e. Penyediaan Energi

• Kebutuhan akan energi

• Sumber-sumber energi

• Sumber energi konvensional tak dapat diperbaharui

• Sumber energi pengganti yang tak habis pakai

• Konversi energi dari satu bentuk kebentuk yang lain.

Peran IPTEK Dalam Era Globalisasi

Perbedaan utama antara negara maju dan negara berkembang adalah kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kemajuan yang pesat di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi di negara-negara maju karna didukung oleh sistem informasi yang mapan. Sebaliknya, sistem informasi yang lemah di negara-negara berkembang mengakibatkan keterbelakangan dalam penguasaan, ilmu pengetahuan, dan teknologi. Jadi jelaslah bahwa maju atau tidaknya suatu negara sangat di tentukan oleh penguasaan teirhadap informasi, karena informasi merupakan modal utama dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan.teknologi yang menjadi senjata pokok untuk membangun negara. Sehingga apabila satu negara ingin maju dan tetap eksis dalam persaingan global, maka negara tersebut harus menguasai informasi.

Di era globalisasi dan informasi ini penguasaan terhadap informasi tidak cukup harnya sekedar menguasai, diperlukan kecepatan dan ketepatan. Sebab hampir tidak ada guna menguasai informasi yang telah usang, padahal perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat mengakibatkan usia informasi menjadi sangat pendek, dengan kata lain, informasi lama akan diabaikan dengan adanya informasi yang lebih baru.

Masukan (input) dan kontribusi langsung dari para pemegang peran (stakeholders) yang lain; siswa, orang tua dan anggota masyarakat juga memberikan informasi yang sangat membantu dan meningkatkan dukungan masyarakat bagi pengembangan sekolah. Jika obyektifitas utamanya adalah memaksimalkan pendidikan sumber daya manusia maka hal itu telah meningkatkan hubungan komunikasi kita dengan seluruh sektor lingkungan pendidikan dan para pemegang peran (stakeholders). Lagipula kunci utama untuk meningkatkan komunikasi harus terfokus pada saling berbagi komunikasi terbuka dan meningkatkan kesempatan untuk mendapatkan dukungkan dari segala bidang.

Kehidupan kita sekarang perlahan lahan mulai berubah dari dulunya era industri berubah menjadi era informasi di balik pengaruh majunya era globalisasi dan informatika menjadikan computer, internet dan pesatnya perkembangan teknologi informasi sebagai bagian utama yang harus ada atau tidak boleh kekurangan dikehidupan kita. Aktifitas network globalisasi ekonomi yang disebabkan oleh kemajuan dari teknologi informasi bukan hanya mengubah pola produktivitas ekonomi tetapi juga meningkatkan tingkat produktivitas?dan pada saat bersamaan juga menyebabkan perubahan structural dalam kehidupan politik, kebudayaan, kehidupan sosial masyarakat dan juga konsep waktu dalam dalam berbagai lapisan masyarakat.

Dalam globalisasi ekonomi, perekonomian dunia tidak akan lagi mengenal batas-batas negara dan bahkan peranan negara diramalkan akan semakin berkurang. Arus globalisasi ekonomi dipercepat oleh kemajuan teknologi yang makin pesat khususnya di bidang transportasi, telekomunikasi dan informasi yang memungkan arus orang, barang, jasa, dan informasi bergerak dengan lebih cepat, dalam jumlah yang semakin besar, dengan kualitas yang semakin baik, dan dengan biaya yang semakin murah. Persaingan antar bangsa dalam memproduksi barang dan jasa akan semakin kuat dan ketat. Kemajuan teknologi itu pulalah yang akan makin mempercepat proses globalisasi di berbagai bidang kehidupan manusia. Dengan demikian, maka penguasaan iptek dari suatu bangsa yang akan menentukan keberhasilan bangsa itu menghadapi globalisasi dalam bidang ekonomi dan bidang kehidupan lainnya.

Manusia, Ilmu Pengetahuan, dan Teknologi Bag III


C. DAMPAK NEGATIF ATAS PENYALAHGUNAAN IPTEK
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di satu sisi dapat membantu atau mempermudah kinerja manusia dalam menjalankan usaha atau kreativitas dan aktivitas, akan tetapi disisi lain dengan kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dapat menghancurkan moral atau akhlak manusia, karena manusia tidak bisa mengambil nilai manfaat dari teknologi yang digunakan atau manusia menyalahgunakan ilmu pengetahuan dan teknologi itu untuk kepentingan ”hasrat” sesaat. Hasrat sesaat yang penulis maksud disini ialah menyalurkan kepentingan-kepentingan yang dapat atau bisa merusak atau merugikan diri sendiri dan orang lain. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi ini berkembang sesuai dengan tuntutan jaman. Tidak terasa jaman telah berganti dan sekarang manusia berada pada jaman era globalisasi, pusat-pusat informatika begitu mudah didapat, persaingan begitu ketat baik dibidang usaha atau pekerjaan maupun dibidang pendidikan. Proses globalisasi di satu sisi membuka peluang besar untuk perkembangan manusia, disisi lain membuka ketakutan-ketakutan dan ketidaksiapan manusia untuk menunjukkan skill yang dimiliki, sehingga manusia yang tidak siap menghadapi datangnya globalisasi menyatakan bahwa globalisasi sebagai sistem yang tidak manusiawi.
Sebagai sistem pengetahuan, sains harus dibedakan dari cara berpikir yang berdasarkan ilmu pengetahuan yang saya sebut “sainsisme.” Paham ini mengandaikan bahwa sains merupakan satu-satunya norma dalam hidup, bahwa tidak ada sumber pengetahuan lain selain sains. Sainsisme juga mengandaikan bahwa semua persoalan dalam hidup dapat dipecahkan oleh sains dan teknologi. Sebagai contoh, ada orang berpendapat bahwa eksploitasi terhadap orang miskin dibenarkan berdasarkan pengamatan bahwa pada hakekatnya binatang berkembang melalui (prinsip) survival of the fittest (yang kuat yang menang). Ini disebut “teori evolusi sosial” dan jelas berbeda dengan teori ilmiah evolusi. Saya ingin menekankan bahwa sainsisme itu bukan merupakan konsekuensi sains. Seperti sudah saya jabarkan, para saintis dewasa ini sadar dengan baik akan keterbatasan sains itu sendiri.
Perkembangan teknologi dan penelitian ilmiah merupakan kegiatan manusia dan mempunyai dimensi moral dan etika. Kita harus menghindari sainsisme yang menjadikan sains sebagai norma absolut kehidupan dan orang diijinkan untuk melakukan apa saja yang mungkin dalam sains dan teknologi.
Manusia memiliki dua peranan yang harus dilakoni dalam kehidupan ini, yaitu manusia sebagai makhluk individu dan manusia sebagai makhluk sosial. Sebagai seorang individu manusia memiliki sifat egois, ambisius dan tidak pernah puas. Sedangkan dalam peranannya sebagai makhluk sosial mereka dituntut untuk bisa berbagi dan saling tolong menolong.
Dari kedua sifat yang saling bertolak belakang itulah muncul teknologi. Singkat kata teknologi juga memiliki dua sifat yang berbeda, yaitu positif dan negatif. Kedua dampak tersebut pasti berjalan beriringan seiring dengan teknologi yang dihasilkan manusia. Karena akhir – akhir ini banyak yang lebih mementingkan individualisme daripada sosial kemasyarakat, maka teknologi yang dihasilkanpun cenderung kepada sifat yang negatif. Banyak kerugian yang ditimbulkan daripada keuntungannya. Sebagai contoh penerapan teknologi nuklir yang diselewengkan menjadi senjata pemusnah masal dan pengerukan sumber daya alam secara berlebihan yang berdampak pada hilangnya keseimbangan ekosistem di bumi. Kedua contoh tersebut merupakan dampak negatif yang muncul akibat sifat egois, ambisius dan tidak pernah puasnya manusia dalam kehidupannya.
Dari kenyataan yang ada, kecuali dampak positif, kemajuan sains dan teknologi juga memberikan dampak negative bagi hidup manusia. Di sini disebutkan beberapa dampak negatif yang telah muncul antara lain dalam bidang (1) informatika, (2) persenjataan, (3) biologi, (4) medis, dan (5) lingkungan hidup.
Informatika. Kemajuan teknologi komputer dan informasi, faktanya juga membuat dunia kejahatan makin canggih. Praktek-praktek pencurian melalui jaringan computer dan internet, seperti pembobolan bank, penipuan transaksi dagang via internet, bahkan pembocoran rahasia sebuah institusi atau negara, juga makin sering terjadi.
Kemajuan teknologi komputer dan informasi ini, juga memungkinkan seseorang bisa dirusak kehidupan pribadinya dengan cara penyebarluasan informasi yang tidak benar dan gambar yang direkayasa menggunakan computer dan disebarkan melalui internet. Di beberapa tempat, adanya internet ternyata juga punya dampak negatif bagi banyak orang muda yang dengan mudah mengakses situs pornografi dan informasi yang provokatif dan menghasut dari kelompok-kelompok tertentu. Dan yang terburuk, terbukanya keran informasi akibat majunya teknologi komputer dan informasi ini, membuat mereka yang tak siap menjadi bingung menyikapinya.
Persenjataan. Persenjataan yang canggih juga memiliki dampak negatif. Akibat yang ditimbulkan senjata modern dan canggih, bisa lebih menimbulakn kerusakan dan kerugian yang lebih besar atau korban yang jauh lebih banyak jumlahnya ketimbang senjata konvensional, juga karena dengan itu korban yang dibunuh dapat lebih banyak daripada perang tradisional. Senjata modern dan canggih juga bisa membuat beberapa negara merasa sangat kuat dan ingin menguasai atau memaksakan kehendak pada negara lain. Senjata modern dengan efek penghancur yang dahsyat, seperti senjata dengan uranium dan nuklir, bisa memicu persaingan dan pada tingkat tertentu juga bisa menyulut pecahnya perang. Dewasa ini bahkan banyak riset yang dilakukan untuk menciptakan senjata modern dan canggih dengan daya penghancur luar biasa. Para ahli yang melakukan riset penciptaan senjata itu, tentu juga berpikir untuk menguji senjata hasil buatan mereka. Ini jelas bisa menjadi ancaman. Dalam situasi normal dan tenang, mereka memang akan melakukan pengujian di darah aman dan tanpa penghuni. Tapi siapa yang bisa menjamin bahwa mereka tak pernah berkeinginan untuk menguji senjata mereka dalam kondisi sebenarnya, yakni menjadi mesin perang untuk menghancurkan suatu Negara yang dihuni jutaan manusia.
Sebenarnya kita dapat bertanya, mengapa mereka membuat persenjataan yang makin canggih? Mengapa tidak membuat peralatan yang lebih berguna bagi kesejahteraan manusia?
Biologi. Teknologi rekayasa di bidang biologi juga mengalami kemajuan yang sangat pesat. Dengan teknologi ini, kalangan ahli biologi kini mampu mengembangkan apa yang disebut sebagai cloning yang bisa diterapkan pada tumbuhan, hewan, dan sangat mungkin juga pada manusia. Dengan rekayasa cloning ini, para ahli memang dapat menciptakan mahluk baru tanpa melalui pembiakan sebagaimana lazimnya. Termasuk dalam menciptakan organ manusia yang diperlukan untuk memperbaiki atau memperbarui organ yang rusak. Namun masalahnya tentu akan lain, juka praktek cloning itu dilakukan untuk menciptakan manusia baru. Keinginan untuk menciptakan manusia tanpa melalui perkawinan seperti ini, bahkan sudah memicu munculnya pro-kontra diantara para ahli yang mendukung dan yang menentangnya. Bila tidak disikapi secara kritis, praktek cloning manusia itu, bisa melahirkan dampak negatif dalam kehidupan manusia sendiri.
Dampak terburuk yang bisa terjadi bila praktek cloning manusia itu dibiarkan adalah kemungkinan hilangnya kesadaran bahwa mereka adalah mahluk ciptaan Tuhan. Kenyataan bahwa mereka bisa menciptakan segalanya dengan cloning, bisa jadi justru akan membuat mereka melupakan Sang Pencipta sendiri. Dampak lainnya adalah kemungkinan munculnya sikap superioritas perempuan yang tidak akan membutuhkan laki-laki, karena dapat mencipta manusia sendiri dari dirinya. Hal ini akan mengganggu keseimbangan relasi manusia laki-laki dan perempuan yang diciptakan Tuhan untuk saling membantu dalam suatu perkawinan. Maka tata kehidupan baru akan bergolak.
Lingkungan hidup. Dari banyak pengalaman, kerusakan lingkungan akibat pembangunan industri masih terus terjadi. Sistem pengelolaan limbah industri yang tidak ditata secara tepat dan baik, menyebabkan lingkungan bukan hanya kotor, tapi juga tercemar. Asap dari industri dan juga transportasi juga menyebabkan polusi udara yang mengakibatkan terjadinya penipisan lapisan ozon dan terjadinya pemanasan global.Pengambilan sumber alam secara besar-besaran menggunakan perangkat berteknologi canggih, melahirkan ancaman tidak tersedianya sumber alam bagi generasi mendatang. Penebangan hutan secara besar-besaran yang dilakukan tanpa memperhitungkan akibatnya, menyebabkan terjadinya penggundulan hutan yang juga mendorong makin meningkatnya suhu udara di muka bumi ini. Pembangunan reactor nuklir di tempat yang tidak tepat dan tidak secara teliti direncanakan telah ikut merusak lingkungan dan mengancam kelangsungan hidup banyak orang.
Dari sini tampak bahwa perkembangan teknologi di bidang industri pun perlu memperhatikan pengaturan terhadap lingkungan hidup manusia. Dalam lingkungan tertentu penggunaan teknologi canggih oleh kelompok masyarakat tertentu, juga bisa berakibat kelompok masyarakat yang lain terkalahkan dalam persaingan. Lihat bagaimana penggunaan pukat harimau oleh perusahaan besar telah menyingkirkan dan mematikan nelayan-nelayan tradisional. Akibatnya penduduk tidak dapat hidup layak lagi. Maka terjadi ketidakadilan yang berakibat menyengsarakan orang kecil.
Medis. Kemajuan teknologi kedokteran sangat pesat, banyak peralatan medis yang mutakhir ditemukan. Kecuali dampak yang positif, sudah tampak bahwa peralatan yang modern itu juga membawa dampak negatif. Beberapa rumah sakit yang mempunyai peralatan itu, sering secara mudah menganjurkan pasien, termasuk yang secara ekonomi tak mampu, untuk menjalani diagnosa dengan alat itu meski sebenarnya tidak perlu. Akibatnya mereka harus membayar mahal. Bahkan ada beberapa dokter “memaksakan” tindakan operasi dengan menggunakan peralatan yang canggih, hanya demi mengembalikan investasi pembelian peralatan tersebut. Jadi tindakan yang dilakukan terhadap pasien, tidak lagi didasarkan pada pertimbangan untuk membantu pasien, tapi justru pada alatnya.
Dari beberapa contoh di atas menjadi jelas bahwa kecuali dampak positif dari kemajuan sains dan teknologi, juga terdapat banyak dampak negatifnya. Maka kiranya diperlukan suatu aturan main, suatu pembatasan, suatu arah bagi perkembangan teknologi, terutama dalam penggunaan hasil teknologi.

Pengaruh Air terhadap 7 bagian tubuh


Air adalah komponen utama dalam tubuh manusia, bahkan sekitar 55 persen berat tubuh kita adalah air. Tanpa air makhluk hidup tidak mungkin tumbuh dan berkembang karena air sangat vital untuk reaksi kimia tubuh.

Air harus dikonsumsi setiap hari karena tubuh tidak bisa membuatnya. Untuk mengetahui peran air dalam tubuh kita, simak apa saja pengaruh air pada 7 bagian tubuh berikut ini :

1. Otak

Tubuh yang terhidrasi dengan baik akan membuat daya ingat lebih tajam, mood stabil dan motivasi lebih baik. Jika kecukupan air dalam tubuh baik, kemampuan kita dalam memecahkan masalah juga akan meningkat.

Para ilmuwan menyebutkan kekurangan air akan menyebabkan aliran oksigen ke area otak berkurang sehingga sel-sel saraf menyusut sementara. Tak heran jika orang yang kehausan biasanya sulit berkonsentrasi.

2. Mulut

Air akan menjaga tenggorokan dan bibir lebih basah dan menjaga mulut kekeringan. Kondisi mulut yang kering bisa memicu bau mulut dan rasa yang tidak enak, bahkan gigi berlubang.

3. Jantung

Dehidrasi akan menyebabkan penurunan volume darah sehingga jantung akan bekerja lebih keras dalam memompa darah agar sel-sel tidak kekurangan oksigen. Akibatnya aktivitas fisik ringan seperti naik tangga atau berlari akan terasa lebih melelahkan.

4. Sirkulasi darah

Tubuh mengeluarkan panas dengan cara melebarkan pembuluh darah yang dekat dengan permukaan kulit sehingga aliran darah lebih cepat dan panas lebih banyak yang dikeluarkan.
Bila kita kekurangan cairan, dibutuhkan temperatur lingkungan yang lebih tinggi agar pembuluh darah melebar sehingga kita akan tetap kepanasan.

5. Otot

Bila kecukupan cairan terpenuhi, air di dalam dan luar sel yang berfungsi mengkontraksi otot menyediakan nutrisi yang cukup dan proses pembuangan berlangsung efisien sehingga performa tubuh akan baik.

Air juga penting untuk melumaskan sendi. Namun kram otot tidak berkaitan dengan dehidrasi melainkan karena kelelahan otot.

6. Kulit

Jika seseorang menderita dehidrasi berat, kulit menjadi kurang elastis. Kondisi ini berbeda dengan kulit kering, yang biasanya disebabkan karena zat kimia dalam sabun, air panas atau terpapar udara kering. Sayangnya, minum cukup air tidak akan mencegah keriput.

7. Ginjal

Ginjal membutuhkan cairan untuk menyaring “sampah” dari peredaran darah dan membuangnya melalui urin. Kecukupan cairan juga akan membantu mencegah infeksi saluran kemih dan batu ginjal.

Dehidrasi berat akan menyebabkan ginjal berhenti berfungsi, sehingga toksin atau racun menumpuk di tubuh.


Sumber:http://clickyudhaqirana.wordpress.com

Bencana Kelangkaan Air Perkotaan


Sebagai kota besar yang langganan banjir, apalagi di musim penghujan, Pemprov DKI Jakarta telah mempersiapkan diri, antara lain dengan menuntaskan pembangunan Kanal Banjir Timur (KBT). Program ini merupakan salah satu bentuk strategi jangka panjang untuk meminimalisasi dampak bencana banjir yang ditimbulkan.

Pertanyaannya adalah kenapa program-program penanggulangan banjir lebih menonjol daripada penanganan kelangkaan sumber daya air? Padahal, ancaman bencana kelangkaan sumber daya air tidak kalah mengkhawatirkan bagi setiap masyarakat, khususnya yang tinggal di perkotaan. Eksploitasi besar-besaran air tanah misalnya, tidak hanya mengakibatkan terjadinya kelangkaan air, tetapi juga mengakibatkan penurunan permukaan tanah (land subsidence) terhadap permukaan air laut.

Jakarta dan Semarang, misalnya, merupakan contoh perkotaan yang posisinya semakin rendah daripada permukaan laut sehingga kota ini senantiasa dihadapkan pada ancaman bencana banjir dan kelangkaan air. Hal ini diperparah dengan perubahan iklim.

Isu kelangkaan air

Berbeda dengan Indonesia yang terkesan 'memarginalkan' isu kelangkaan air karena lebih fokus pada penanganan banjir, masyarakat dunia senantiasa memperhatikan akan pentingnya isu kelangkaan air. Ini disebabkan jumlah penduduk dunia terus meningkat sementara stok sumber daya air semakin berkurang. Dengan tidak bermaksud menyalahkan negara-negara berkembang, tekanan paling berat terhadap sumber daya air akan terjadi di kelompok negara ini karena masih tingginya laju kelahiran yang diperkirakan 2,1% per tahun. Lebih khusus lagi, tekanan masyarakat di perkotaannya tidak kalah mengkhawatirkan karena laju pertumbuhan penduduknya mencapai 3,5% (Middleton).

Berdasarkan hal tersebut, ketidakseimbangan jumlah penduduk dan ketersediaan air akan menjadi babak baru konflik global pada abad ini. Mengingat sumber daya air tidak ada substitusinya sebagaimana bahan bakar minyak. Selain itu, kekhawatiran global terhadap kelangkaan air juga karena adanya prediksi Gardner-Outlaw and Engelman (1997) yang disitir PBB (2003), bahwa pada tahun 2050 diprediksikan 1 dari 4 orang akan terkena dampak dari kekurangan air bersih.

Sementara itu, dalam konteks Indonesia, meskipun cadangan airnya mencapai 2.530 km3/tahun yang termasuk dalam salah satu negara yang memiliki cadangan air terkaya di dunia, isu kelangkaan air harus menjadi perhatian, khususnya di wilayah perkotaan. Mengingat, pada musim kemarau terlihat sangat kontras bahwa kelangkaan air menjadi isu krusial.

Jakarta merupakan salah satu contoh kawasan perkotaan yang dihadapkan pada isu kelangkaan air. Tingginya pertumbuhan penduduk, termasuk di dalamnya tingkat urbanisasi, menuntut besarnya penyediaan air bersih. Namun hingga saat ini, diperkirakan PDAM DKI Jakarta baru menyuplai 50% air bersih untuk warganya.

Ironisnya, di tengah ancaman kelangkaan air tersebut, potensi air hujan di Jakarta yang mencapai 2.000 juta m3/tahun tidak teresap optimal karena hanya 26,6% yang teresap ke dalam tanah dan sisanya 73,4% terbuang sia-sia ke laut. Tentu saja, rendahnya resapan air di kawasan perkotaan pada umumnya dan di Jakarta khususnya, disebabkan pesatnya pembangunan yang tidak disertai dengan ketidakpatuhan berbagai pihak dalam menaati peraturan-peraturan yang ditetapkan.

Kebijakan pemerintah

Sebelum membicarakan apa yang harus dilakukan pemerintah dalam mengatasi kelangkaan air bersih di perkotaan, sebaiknya kita menyoroti dua hal yang sangat penting yang menyebabkan kelangkaan air tersebut. Pertama, eksploitasi besar-besaran air tanah yang dilakukan oleh gedung-gedung perkantoran, rumah sakit, pusat perbelanjaan, apartemen, pengusaha laundry, dan bangunan lainnya. Kedua, pembangunan gedung-gedung yang tidak mematuhi perbandingan lahan terpakai dan lahan terbuka, sehingga mengganggu proses penyerapan air hujan ke dalam tanah.

Kedua hal tersebut jelas mengganggu kelestarian air tanah yang sangat rentan. sebagaimana yang tertuang pada Pasal 37 ayat (1) UU No 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air, yang menyebutkan bahwa air tanah merupakan salah satu sumber daya air yang keberadaannya terbatas dan kerusakannya dapat mengakibatkan dampak yang luas serta pemulihannya sulit dilakukan.

Dengan demikian, penyedotan air tanah di satu sisi dan terganggunya proses peresapan air hujan di sisi lain merupakan masalah klasik yang senantiasa akan dihadapi pemerintah dalam memberikan pelayanan penyediaan air bersih. Hal ini diperparah dengan lemahnya PDAM dalam menyalurkan air bersih sehingga penyedotan air tanah pun tidak terelakkan dalam rangka memenuhi kebutuhan air tersebut.

Kompleksitas permasalahan kelangkaan air harus menjadi perhatian serius pemerintah secara terintegrasi. Pengelolaan model lama yang dilakukan lembaga pemerintah secara parsial berdasarkan tugas pokok dan fungsi setiap lembaga terbukti tidak mampu mengatasi permasalahan ini. Ke depan, selain harus terintegrasi antarlembaga pemerintah, penanganan sumber daya air juga harus melibatkan seluruh stakeholder, khususnya mereka yang menggunakan air tanah. 

Ada beberapa hal yang harus dilakukan pemerintah dalam mengatasi penyebab kelangkaan air di perkotaan, di antaranya (1) pengaturan pemanfaatan air tanah yang disertai dengan pengawasan yang ketat; (2)pemberian surat IMB (izin mendirikan bangunan) harus disertai kewajiban penyediaan lahan terbuka; (3) kewajiban memperbaiki kualitas dan mengembalikan tata guna air sesuai pemanfaatan sebagaimana yang telah dimanfaatkan oleh setiap pengguna air; (4)setiap pengguna air harus diwajibkan membiayai pengadaan air bersih; dan (5)setiap bangunan harus diwajibkan membuat sumur resapan sehingga dapat meningkatkan cadangan air tanah.

Tampaknya pembangunan sumur resapan merupakan kebutuhan mendesak bagi segenap warga perkotaan. Hal ini karena setiap satu sumur resapan akan mampu meneruskan air hujan ke dalam tanah sebanyak 40 drum/tahun atau 8 m3/tahun (Waryono, 2002). Oleh karena itu, dalam konteks lokal Jakarta, optimalisasi penampungan air hujan di bawah tanah telah diatur Pemerintah DKI Jakarta melalui Perda No 68 Tahun 2003. Namun, potensi pemulihan air tanah secara buatan di Jakarta masih sangat rendah.

Terintegrasi

Ketersediaan air bersih merupakan kebutuhan mendesak bagi setiap individu manusia, terlebih yang tinggal di perkotaan yang dihadapkan pada ancaman kelangkaan air akibat ketidakseimbangan pembangunan. Namun, untuk mewujudkan kelestarian sumber daya air, diperlukan kebijakan yang terintegrasi, baik dari aspek stakeholder maupun pendekatan pengelolaan. Hal ini karena pendayagunaan sumber daya air didasarkan pada keterkaitan air hujan, air permukaan, dan air tanah dengan pendayagunaan air permukaan sebagai langkah utama. Akankah ancaman bencana kelangkaan air menjadi perhatian serius pemerintah? Semoga.

Sumber: Akhmad Solihin Staf Peneliti PKSPL IPB dan Staf Pengajar FPIK IPBOpini Media Indonesia 17 Maret 2010

Gambaran Permasalahan PDAM


Menurut buku Direktori Perpamsi 2010, jumlah badan dan perusahaan penyelenggara air bersih/air minum perpipaan seluruh Indonesia per Agustus 2010 adalah sebanyak 401

yang terdiri dari: 381 PDAM/PDAB/PAM/PD/PERUSDA, 10 dibawah Dinas PU : BDAM/BPAM/BPAB/BLUD/UPT-AM, dan 10 perusahaan swasta berbentuk PT, dengan jumlah pelanggan seluruhnya sebanyak lebih 8 juta pelanggan.

Jika dibandingkan dengan tahun 2006 jumlah badan/ perusahaan adalah sebanyak 336 dengan jumlah pelanggan sebanyak lebih 6,9 juta. Jumlah kenaikan dalam waktu empat tahun cukup signifikan.

Adapun 10 perusahaan air minum swasta adalah : PT. Adhya Tirta Batam (Batam), PT. Aetra Air Jakarta (DKI), PT.PAM Lyonnaise Jaya (DKI), PT. Krakatau Tirta Industri (Cilegon), PT. Anindya (Sleman), PT. Tirta Artha Buana Mulia (Nusa Dua, Bali), PT. Air Manado (Manado), PT. Wedu Merauke (Merauke), PT. War Bes Rendi (Biak Numfor), dan PT. Tirta Remu (Sorong).

Kelas Besar

Ada 12 perusahaan air minum yang masuk golongan kelas besar yaitu yang memiliki pelanggan diatas 100.000 pelanggan. Berikut ini adalah nama perusahaan air minum tersebut berikut angka tingkat kehilangan airnya (losses) :

PAM Jaya (PT.Aetra dan PT. Palyja) DKI Jakarta, jumlah pelanggan 795 ribu pelanggan dan tingkat kehilangan airnya (losses) 47 persen. PDAM Surya Sembada Kota Surabaya 403 ribu pelanggan dan losses 34 persen lebih. PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara 397 ribu pelanggan dan losses 24 persen lebih. PT. AdhyaTirta Batam 175.627 pelanggan dan losses 29 persen.

PDAM Tirta Moedal Kota Semarang 152.733 pelanggan dan losses 55 persen. PDAM Kota Makassar 148 ribu lebih pelanggan dan losses 44,44 persen. PDAM Tirta Wening Kota Bandung 144 ribu pelanggan dan losses 42 persen. PDAM Tirta Bhagasari Bekasi 142 ribu pelanggan dan losses (data tidak tersedia).

PDAM Tirta Musi Kota Palembang 141.652 pelanggan dan losses 41 persen lebih. PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor 121.973 pelanggan dan losses 33 persen. PDAM Bandarmasih Kota Banjarmasin sekitar 119 ribu pelanggan dan losses 28,88 persen, PDAM Tirta Kerta Raharja Kabupaten Tangerang 103 ribu pelanggan dan losses 10,41 persen.

Adapun rata-rata kehilangan air nasional adalah sebesar 31,92 persen. Total kapasitas produksi terpasang 160.654 liter/detik. Rata-rata tarif dasar permeter kubik adalah sebesar Rp.1.673. Rasio karyawan dan pelanggan 1 : 157.

Dari sisi klasifikasi perusahaan yakni 212 perusahaan (53,1 persen) termasuk Tipe A (Jumlah pelanggan sampai dengan 10 ribu), 136 perusahaan (34 persen) termasuk Tipe B (jumlah pelanggan 10.001 sampai dengan 30 ribu), 20 perusahaan 5 persen) termasuk Tipe C (jumlah pelanggan 30.001 sampai dengan 50 ribu), 19 perusahaan (4,8 persen) termasuk Tipe D (jumlah pelanggan 50.001 sampai dengan 100 ribu), 12 perusahaan (3 persen) termasuk Tipe E (jumlah pelanggan lebih dari 100 ribu).

Permasalahan PDAM

Menurut pengamat masalah-masalah yang terdapat dalam PDAM antara lain adalah sebagai berikut : Utang jangka panjang yang tidak terbayar, angka kehilangan air yang tinggi, kesulitan air baku, tarif tidak full cost recovery, SDM tidak kompeten, infrastruktur minim, biaya operasional tinggi, kurang dukungan stakeholder dan regulasi yang menghambat.

Masalah air baku menyangkut kualitasnya vang memburuk. Sumber air permukaan yang dimanfaatkan PDAM saat ini banyak yang tercemar oleh limbah industri dan rumah tangga, juga sedimentasi yang disebabkan oleh kerusakan lingkungan di hulu sungai.

Keadaan ini memperberat biaya dan proses pengolahan air. Kemudian adanya konflik antar wilayah dalam pemanfaatan air baku turut memperparah situasi

Di bidang kehilangan air (rata - rata nasional 31,92 persen) menjadi salah satu penyebab PDAM menjadi tidak sehat. Banyak PDAM yang masih memiliki jaringan pipa peninggalan zaman Belanda yang sudah korosif yang menyebabkan kebocoran dan banyak pula meteran air yang sudah tidak akurat lagi.

Dalam bidang biaya operasional yang terasa tinggi adalah biaya listrik, bahan bakar solar, dan bahan kimia, terutama tarif listrik yang dibebankan kepada PDAM adalah tarif industri (B to B), sedangkan mayoritas pelanggan PDAM adalah golongan tarif rumah tangga (sekitar 90 persen dari total pelanggan). PDAM juga-banyak menggunakan bahan bakar solar yang dikenakan tarif industri yang mahal.

Di bidang tarif air minum yang tidak full cost recovery. Upaya-upaya penyesuaian tarif selalu mendapat hambatan yang tak disetujui stakeholder, terutama pihak DPRD yang selalu mengatakan purchasing power dari masyarakat masih lemah, sehingga harga jual selalu lebih rendah dari harga pokok pengolahan air minum.

Dalam bidang SDM, pada umumnya kompetensinya masih rendah dikarenakan rekruitmennya yang tidak tepat dan banyak titipan. Di samping itu tidak disediakan anggaran untuk pelatihan pegawai dalam upaya meningkatkan kualitasnya. Disamping itu banyak tenaga honor yang tidak terampil termasuk perekrutan mantan anggota Direksi dan pensiunan pegawai yang sudah reyot (jadi parasit saja).

Untuk bidang utang jangka panjang permasalahan utang adalah pada waktu mengajukan permohonan kredit, jumlahnya terlalu besar bila dibandingkan dengan kebutuhannya, sehingga mengalami kesulitan dalam membayar cicilannya.

Pemecahannya

Semestinya tentang jalan keluarnya adalah menjadi salah satu tugas anggota Dewan Pengawas PDAM. Pemecahan itu antara lain sebagai berikut. Perda tentang kewajiban menyetor PAD di revisi dan retribusi-retribusi air ditiadakan.

Sosialisasi penyesuaian tarif kepada DPRD dan masyarakat pelanggan yang didukung oleh owner (Pemerintah Daerah). Revisi Permendagri yang membuat aturan menyangkut kesejahteraan pegawai, bukan hanya kesejahteraan Direksi dan Dewan Pengawas.

DPR-RI segera melakukan perubahan RUU BUMD yang baru, dimana PDAM mempunyai kepentingan di dalamnya. PLN memberikan tarif khusus kepada PDAM. PDAM ditempatkan sebagai perusahaan dan bukan sebagai Dinas yang bisa diutak atik sehingga operasionalnya berjalan sehat.

Kemudian dilakukan kerjasama operasional (KSU) antara PDAM yang kuat dengan beberapa PDAM yang lemah. Setiap pemekaran daerah pemerintah kota dan kabupaten tidak serta merta mendirikan PDAM, tetapi bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten/Kota induk

Walaupun PDAM yang ada sekarang ini yang masuk kategori sehat 30 persen dan kategori kurang sehat/sakit 70 persen (audit BPKP tahun 2009 ), kita masih mempunyai "harapan" lima tahun kedepan (2015) perbandingan itu bisa terbalik yaitu kategori sehat 70 persen dan kategori tidak sehat/sakit 30 persen.

Seorang penyair India pernah mengatakan : "Apaa Sabkuj Guaa Sak De Haa, Par Ashani Shedeniaa Chahi Thiaa, Queke Asa Insan Thi Jinthegi Weche Bohoth Hub Suret Hunthia He". Artinya : "Kita bisa kehilangan apa saja, tetapi jangan sampai kehilangan harapan, karena harapan adalah sesuatu yang paling indah dalam hidup kita".

sumber:Analisa Daily 29 Desember 2010

Akses air bersih

Akses terhadap air bersih merupakan salah satu masalah terbesar di Indonesia. Menurut Millenium Development Goals (MDGs) Report 2007, diterbitkan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, pipa air dapat diakses oleh 30,8 persen rumah tangga di kota-kota negara dan 9 persen di desa-desa.

angka tersebut menunjukkan keterbatasan penyedia layanan air kota itu, PDAM.

Kurangnya investasi dalam air bersih adalah salah satu alasan PDAM untuk memberikan jangkauan yang terbatas. Berdasarkan pernyataan pemerintah, untuk memenuhi target MDGs pada tahun 2015, Indonesia memerlukan Rp 43 triliun (US $ 4,6 miliar) dalam pendanaan air bersih. Pemerintah saat ini menyediakan Rp 500 miliar. Untuk menutup kesenjangan pendanaan, pemerintah mengharapkan investasi swasta di infrastruktur air minum. Menarik investasi swasta di air bersih bukanlah tugas yang mudah. Antara tahun 1990-2006, ada proyek kolaborasi hanya 26 antara PDAM dan perusahaan swasta. Kemitraa publik-swasta ini hanya terjadi di kota-kota besar dan daerah industri.Apakah kemitraan telah menyampaikan peningkatan pelayanan yang efisien dan efektif yang dijanjikan masih bisa diperdebatkan. Sebagian orang mengatakan bahwa kemitraan publik-swasta tidak dapat dilaksanakan karena komplikasi hukum. Juga, sektor swasta membutuhkan jaminan pengembalian pada investasi. Di sisi lain, infrastruktur air bersih tidak menarik bagi investor sebagai energi dan telekomunikasi. Kebutuhan dana air bersih adalah sesuatu yang tidak bisa ditutupi oleh investasi swasta. Di Indonesia, sebagian besar PDAM memiliki skala kecil utilitas ekonomi dan karena itu tidak menarik bagi investor.


Tidak ada bukti untuk menyarankan investor swasta akan meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelayanan air, sedangkan pemerintah memiliki kewajiban untuk melakukannya. Meningkatkan dana publik untuk infrastruktur air bersih adalah pendekatan yang paling rasional untuk Indonesia. Upaya ini harus dimulai dengan analisis kebutuhan penduduk setempat. Hal ini harus dilakukan melalui proses yang demokratis dan partisipatif. Ada sumber daya dan mekanisme pemerintah bisa terapkan untuk meningkatkan pendanaan air bersih, seperti anggaran negara dan lokal, hibah, obligasi pemerintah dan kemitraan masyarakat-masyarakat Dalam rangka untuk menggunakan sistem hibah, pemerintah harus meningkatkan manajemen proposal dan jelas fokus pada kebutuhan riil dalam rangka memperluas pelayanan air bersih. PDAM bisa menggunakan dana yang ada lebih efisien. Jika dapat mengurangi kebocoran dari 40 persen menjadi 20 persen, itu akan memiliki dana lebih pakai untuk berinvestasi di bidang infrastruktur. PDAM harus menggunakan prinsip pemulihan biaya, selama biaya tidak diteruskan kepada konsumen. Biaya prinsip pemulihan juga harus didukung dengan mekanisme subsidi yang tepat. investasi Obligasi adalah instrumen pinjaman tradisional untuk pelayanan publik.Mekanisme kebutuhan kondisi, seperti struktur permodalan yang kuat di tingkat lokal. kemitraan Komunitas-publik adalah mekanisme yang paling realistis yang dapat diterapkan oleh PDAM. Ada banyak utilitas PDAM menyediakan hidran air dan terminal, yang kini dikelola oleh masyarakat lokal. Sayangnya, mekanisme ini tidak selalu berhasil, meskipun beberapa utilitas PDAM masih mampu menjalankan mekanisme dengan baik.

Beberapa mekanisme di tempat sekarang melakukan membantu akses air bersih masyarakat miskin dengan harga terjangkau. Yang paling penting adalah untuk memastikan mekanisme berjalan dengan baik

pengeboran air

ada beberapa pengeboran air bersih yang telah dilakukan indoboor. namun hanya bebebrapa yang dimuat dalam blog ini. misalnya.
pengeboran air di Universitas Pamulang. Universitas Pamulang memiliki jumlah mahasiswa yang banyak. sehingga kebutuhan air untuk menunjang kegiatan kampus pun sangat besar. sehinngga diperlukan debit air yang besar pula. maka dilakukan pengeboran air dengan casing 5" dan pompa sumsible yang mampu menghasilkan debit air yang cukup untuk menunjang kegiatan kampus tersebut.
pengeboran air di komleks Greenhills ciputat. yang dahulunya merupakan bekas rawa. pada umumnya konidisinya kuning dan bau. maka kami lah solusinya untuk memperoleh air bersih dan sehat.

Strategi pembagian air


Untuk menghindari terjadinya kesalahan dalam implementasi pembagian air secara proporsional, Indonesia dapat mengambil pelajaran dari pengalaman negara-negara Eropa, seperti Perancis, dalam implementasi pembagian air secara proporsional untuk berbagai sektor yang dilengkapi dewan pengawas dan dewan pelaksana alokasi air. Komposisinya terdiri atas elemen masyarakat yang merupakan wakil petani, pengusaha, birokrat, parlemen, cendekiawan, dan LSM. Komposisi tersebut memungkinkan terjadinya pengawasan berlapis, baik dalam implementasi maupun tanggung jawab dalam pendayagunaan sumber daya air. Transparansi ini dapat mengoptimalkan akses, kontrol, dan partisipasi masyarakat dalam pendayagunaan sumber daya air.

Perlu pula dibuat perencanaan jangka panjang yang melibatkan semua pemangku kepentingan, baik yang mencakup aspek teknis, finansial, maupun social budaya. Identifikasi secara cermat dan transparan sangat diperlukan untuk mengetahui potensi sumber daya air menurut ruang dan waktu, baik yang konvensional maupun yang nonkonvensional, dan kebutuhan riil antarsektor dan subsektor. Dengan menggunakan persamaan matematis real time dengan data seri yang panjang dapat dibuat skenario yang lebih akurat antara pasokan air dan alokasi penggunaannya secara terintegrasi, baik kuantitas maupun kualitasnya. Skenariotersebut akan dapat menjawab pertanyaan bagaimana jika pasokan air turun. Alternatif strateginya adalah: (1) menyesuaikan distribusi dan alokasi penggunaan air untuk berbagai sektor secara proporsional; (2) melakukan penyimpanan air hujan pada saat musim hujan; (3) memanfaatkan dan mengeksploitasi sumber air tanah dalam; dan (4) mendaur ulang air yang telah digunakan oleh berbagai sektor. Langkah 2 sampai 4 telah banyak dilakukan oleh negara-negara yang memiliki permasalahan kelangkaan air, seperti Meksiko dan New South Wales, sehingga dengan air yang terbatas, alokasi penggunaan air untuk berbagai sektor dapat dipertahankan. Selanjutnya, implementasinya di lapangan harus dilengkapi dengan perangkat lunak dan perangkat keras, mekanisme distribusi dan kontrol, serta wasit yang adil dan profesional.

Sumber:pustaka.litbang

Konflik dan dampak penggunaan air antarsektor


Dua fenomena besar yang meresahkan petani dan masyarakat kelas menengah bawah adalah: (1) penguasaan absolut atas sumber mata air oleh sektor tertentu yang tidak terkendali, dan (2) belum tersedianya pola, sistem, dan mekanisme dalam penetapan pembagian air, implementasi, pemantauan, dan penyelesaian konflik sehingga masing-masing pemangku kepentingan mendapat perlakuan yang adil. Kedua isu tersebut terus mengemuka, karena selain air menguasai hajat hidup orang banyak, air juga menjadi komponen utama penyusun makhluk hidup. Sementara itu, secara kuantitas ketersediaan air yang dapat dimanfaatkan terus menurun akibat rusaknya daur hidrologi dan pencemaran. Kondisi ini akan mendorong masyarakat masuk dalam perangkap krisis air yang secara akumulatif dapat memicu munculnya konflik air secara horizontal maupun vertikal. Ironisnya, masalah krusial ini belum direspons secara proporsional oleh pengambil kebijakan maupun perencana. Permasalahan fenomena pertama sering kali menimbulkan konflik penggunaan air, terutama antara petani dan pemangku kepentingan lain seperti PDAM atau industri. Contoh konflik yang pernah terjadi adalah antara petani dan PDAM Kota Bandung, karena pengambilan air oleh PDAM dari outlet PLTA Cikalong serta peningkatan debit aliran yang dimanfaatkan oleh PDAM untuk meningkatkan pasokan Dua fenomena besar yang meresahkan petani dan masyarakat kelas menengah bawah adalah: (1) penguasaan absolut atas sumber mata air oleh sektor tertentu yang tidak terkendali, dan (2) belum tersedianya pola, sistem, dan mekanisme dalam penetapan pembagian air, implementasi, pemantauan, dan penyelesaian konflik sehingga masing-masing pemangku kepentingan mendapat perlakuan yang adil. Kedua isu tersebut terus mengemuka, karena selain air menguasai hajat hidup orang banyak, air juga menjadi komponen utama penyusun makhluk hidup. Sementara itu, secara kuantitas ketersediaan air yang dapat dimanfaatkan terus menurun akibat rusaknya daur hidrologi dan pencemaran. Kondisi ini akan mendorong masyarakat masuk dalam perangkap krisis air yang secara akumulatif dapat memicu munculnya konflik air secara horizontal maupun vertikal.
 Ironisnya, masalah krusial ini belum direspons secara proporsional oleh pengambil kebijakan maupun perencana. Permasalahan fenomena pertama sering kali menimbulkan konflik penggunaan air, terutama antara petani dan pemangku kepentingan lain seperti PDAM atau industri. Contoh konflik yang pernah terjadi adalah antara petani dan PDAM Kota Bandung, karena pengambilan air oleh PDAM dari outlet PLTA Cikalong serta peningkatan debit aliran yang dimanfaatkan oleh PDAM untuk meningkatkan pasokan tanaman padi yang baik. Dalam melaksanakan upaya tersebut, ada dua masalah utama yaitu: (1) efisiensi jaringan irigasi yang relatif rendah (55%) dan (2) deraan iklim (terutama El Nino) yang sering kali mengakibatkan kegagalan panen. Kondisi tersebut akan membawa dampak terhadap keberlanjutan budi daya padi sawah irigasi. Hasil simulasi proyeksi kebutuhan air berbagai sektor pengguna air di wilayah pantura Jawa Barat  menunjukkan bahwa pada tahun 2025, persaingan penggunaan air untuk kebutuhan domestik, rumah tangga, dan industri akan menurunkan pasokan air irigasi hingga mencapai 25%. Konsekuensi logis dari kondisi tersebut adalah tidak terpenuhinya kebutuhan air tanaman padi. Hasil simulasi neraca air tanaman (studi kasus Kabupaten Karawang dengan luas areal irigasi teknis 90.300 ha) menunjukkan bahwa pada tahun-tahun normal, wilayah yang mengalami defisit air untuk tanaman adalah golongan irigasi III (24.600 ha) dan IV (14.300ha). Selama musim tanam I, defisit air tanaman lebih dari 50%, yang terjadi pada fase pembentukan biji dan pematangan, tetapi tidak menurunkan hasil secara signifikan (< 20%). Pada musim tanam II, defisit air yang terjadi pada fase pembungaan di daerah golongan irigasi III dan IV masing-masing mencapai 25% dan 22%, yang mengakibatkan penurunan hasil 62% dan 56%. Wilayah dengan golongan irigasi I (23.700ha) dan II (27.700 ha), yang mendapat air irigasi sebulan lebih awal mempunyai peluang yang lebih baik dari segi kecukupan air untuk tanaman. Defisit air untuk tanaman hanya terjadi pada fase pertumbuhan vegetatif, masingmasing 17% dan 20%, yang terjadi pada musim tanam I. Kondisi tersebut menyebabkan terjadinya penurunan hasil masingmasing 17% dan 20%. Pada tahun El Nino, defisit air tanaman ditemukan di semua wilayah golongan irigasi dan berpengaruh secara nyata terhadap penurunan hasil. Defisit air yang terjadi pada fase pembungaan sebesar 22-26% menurunkan hasil 56-64%, dan  umumnya terjadi pada musim tanam II. Ilustrasi tersebut menjelaskan bahwa dengan asumsi potensi hasil padi 6 t/ha, pada tahun-tahun normal potensi kehilangan hasil padi mencapai + 144.000 ton/ tahun yang berasal dari daerah golongan irigasi III dan IV. Pada tahun El Nino, potensi kehilangan hasil mencapai  + 324.000 ton/tahun, karena berdasarkan hasil simulasi pada periode tersebut, semua wilayah akan mengalami defisit air yang berpengaruh nyata terhadap penurunan hasil. Apabila hal ini diproyeksikan untuk seluruh sentra produksi padi di pantai utara Jawa Barat, yang mempunyai karakteristik sumber daya lahan, iklim, dan sistem pengelolaan air irigasi yang relative sama, dengan luas total + 242.000 ha maka potensi kehilangan hasil pada tahun normal akan mencapai 435.600 ton/tahun. Kejadian tersebut akan lebih parah pada saat anomali iklim (El Nino), yang mendera hampir setiap lima tahun, yang akan mengakibatkan penurunan hasil + 871.200 ton/ tahun.
Sumber: pustaka litbang